DEWA SEKS HYPERSEKS - Wanita Berjilbab Suka Di Tidurin 4 Pria Langsung Atau Di Perkosa
DEWA SEKS HYPERSEKS - Berawal dari sepulang kerja seorang wanita diperkosa buat nikmat ini berawal untuk dipersembahkan untuk.
Tubuh gadis tersebut paling sintal,
lagipula payudaranya yang berukuran 34B. Apalagi pakaian yang digunakannya
tidak jarang kali ketat dan menyusun lekuk tubuhnya, meskipun dalam
kesehariannya selalu memakai kerudung.
Selepas sekolah di sekolah kejuruan di
kotanya, sebab keterbatasan ongkos maka Ayu menyimpulkan untuk bekerja,
maklum orang tua Ayu bukanlah orang yang berada.
Setelah dua bulan nganggur
kesudahannya Ayu diterima disebuah pabrik tekstil dan masa-masa kerjanya
memakai sistem shift.
Selama satu bulan tidak sedikit sekali pemuda di pabrik tersebut yang mengharapkan dia sebagai pacarnya,
bahkan bapak-bapak di pabrik itu pun senang dengannya, sebab Ayu memang simple dan gampang bergaul, sampai-sampai tidak heran bila dia menjadi idola
baru di pabrik tersebut.
Malam tersebut Ayu baru kembali jam
10.30 malam, maklum Ayu kebagian shift sore. Pulang dari pabrik Ayu memang
diantar memakai jemputan tetapi melulu sampai titik-titik tertentu,
sampai-sampai tidak langsung mengarah ke rumahnya dan Ayu mesti naik ojek
lagi guna sampai kerumahnya.
“Emmmhhh, ngak terdapat ojek satupun
nih…”, dalam hati Ayu,
Terpaksa Ayu berlangsung kaki
mengarah ke rumahnya yang cukup masih jauh.
Ayu kembali menyusuri jalan sepi,
“Emmhhh enak lewat pesawahan nih, biar
dapat cepet sampe rumah”, ujar Ayu.
Tepat sebelum pesawahan ada suatu pos
hansip, disana terdapat empat preman desa yang sedang main kartu mereka ialah Wahyu,Supri,Dudung,dan Arman. Muka mereka cukup sangar-sangar lagipula mereka berempat berakhir minum-minum.
“Eh…liat tuh terdapat wanita mengarah
ke kemari…”, ujar Wahyu untuk teman-temannya.
Otomatis ketiga pemuda pengangguran
tersebut melihat kearah Ayu.
“Emh… inginkan kemana neng
malem-malem”, ujar Arman untuk Ayu.
Ayu tidak memperdulikan dan
mempercepat langkahnya. Dudung melompat dari pos satpam dan mendekati Ayu.
“Dingin-dingin begini mendingan neng
nemenin kita…hehehe…”, sambil berjuang memeluk Ayu.
“Ihhh… apaan sih…”,
Tanpa sengaja Ayu menampar muka Dudung.
Muka Dudung merah padam menerima
tamparan dari Ayu.
“Kamu tidak boleh macam-macam”, ujar Dudung, seraya menerbitkan pisau lipatnya dan menempelkannya dileher Ayu.
“Maaf kang, saya ngak bermaksud…”,
Belum berlalu Ayu berucap suatu tamparan dari Dudung tiba dipipinya “Plakkk”.
“Sudah Dung… anda garap saja wanita ini…” teriak Arman dari dalam Pos.
Sementara Wahyu yang telah berada
dibelakang Ayu menelikung tangan gadis berjilbab tersebut.
“Kita garap dirumah kosong ditengah
sawah saja…, biar ngak terdapat yang tahu”, Supri berujar seraya mendekati
mereka bertiga.
Mendengar ucapan-ucapan semua berandalan tersebut wajah Ayu pucat pasi.
“Jangan…. Tolong lepaskan saya….”,
ujar Ayu, terlihat diujung kelopak matanya setetes air mata.
Keempat berandalan tersebut tidak
menggubris perkataan Ayu, mereka menyeret tubuh Ayu ketengah sawah yang
telah mengering mengarah ke sebuah lokasi tinggal kosong di tengah sawah tersebut. Ayu sempat menjerit meminta tolong, tetapi suatu tamparan menghentikan
teriakannya.
“Diam anda …., apakamu sudah jenuh hidup”, Supri Dudung untuk Ayu.
Sesampainya dirumah kosong yang
tercipta dari bilik tersebut, tubuh Ayu didorong sampai terjerembab diatas
bale-bale. Kedua tangan Ayu diikat diatas bale-bale.
“ammppuunn, bantu lepaskan saya,
tidak boleh perkosa saya.…hik…hik”, Ayu memohon untuk para berandalan
tersebut, yang disambut oleh gelak tawa keempatnya.
“brreetttt…”, kancing baju Ayu terlepas saat Dudung membuka paksa baju kerja yang digunakan, dengan pisau
lipatnya bra Ayu juga diputusnya sampai terlihat bongkahan payudara yang
sekal dan ranum.
“wah… gede pun nih toket”, kata Dudung seraya meremas-remas payudara Ayu.
“Ohh… Jangan…”, rengek Ayu tidak
berdaya.
“Sudah, anda nikmati saja….”, ujar Supri seraya memainkan sebelah payudara Ayu.
Kini payudara Ayu dimainkan oleh Supri dan Dudung. Keduanya kadang meremas, menghisap payudara Ayu. Sementara Arman unik celana dan celana dalam Ayu sampai terpampanglah vagina ranum
yang disertai bulu-bulu tipis.
“Vaginanya bagus nih…keliatannya
peret…emmhhh wangi lagi…”, ujar Arman.
Kini tubuh Ayu hanya terbalut jilbab
yang dililitkan dilehernya.
“Aahhh jangan….”, jerit terbendung Ayu saat Arman mulai gampang kelihatan jarinya ke vagina Ayu.
“Ahhh….tolll”,
Belum berlalu Ayu berbicara Wahyu mengulum mulut gadis tersebut dengan mulutnya yang bau alkohol. Sementara Arman menenggelamkan wajahnya dikemaluan gadis itu dan menjilati vagina
seraya memainkan klitoris dari Ayu memakai lidahnya.
Dirangsang dari segala arah inginkan tidak inginkan Ayu mulai terangsang, pagutan Wahyu mulai dijawab oleh Ayu,
dua-duanya saling memainkan lidah. Sementara payudara Ayu semakin mengeras
dan putingnya juga membesar menerima ransangan dari Dudung dan Supri dan
dibawah Arman sedang asik menjilati klitoris Ayu seraya mencolok-colok
vagina itu dengan jarinya, vagina Ayu telah mulai becek.
Secara bergantian keempat berandalan
tersebut merangsang setiap wilayah sensitif Ayu dan entah kapan keempat
pemuda sekarang melulu menggunakan celana dalam, tidak hingga 10 menit, tubuh Ayu terlihat mengejang dan
“Ahhhh…..”,
Dari vagina mengucur deras cairan
cinta Ayu.
“Hahaha… ternyata wanita berjilbab juga
dapat orgasme…”, kata Wahyu sambil menyaksikan ke arah vagina Ayu.
“Iya…. Kaya lonte yang suka aku
pakai..”, seru Arman seraya merabai tubuh Ayu.
Mendengar penghinaan tersebut wajah Ayu terlihat memerah, rasanya hendak marah namun apa daya tenaganya belum
pulih walau tangannya kini telah dimulai ikatannya.
Tiba-tiba Dudung menjambak jilbab putih
kepunyaan Ayu,
”Heh… lo pelacur ya….”, hardik Dudung ke pada Ayu.
“Sa..saya.. bukan pelacur…”, jawab Ayu.
“Alah… udah ngaku aja, tadi lo
nikmatinkan?”, timpal Arman.
”Ayo… jawab…”, bentak Dudung didepan
muka Ayu.
“Iy…Iy…saya pela…cur…”, jawab Ayu ketakutan.
Matanya telah sembab.
“Hahaha…. Akhirnya ngaku juga…”, ujar Supri.
“Biasanya pelacur inginkan apa …”,
pulang Wahyu ikut nimbrung membentak Ayu
Ayu melulu diam mukanya tiba-tiba
“Pllakkk, Jawab…lonte…”, suatu tamparan kembali tiba diwajah Ayu.
“Ma…mau penis…”,jawab Ayu ditengah
ketakutannya.
Dengan perlahan Ayu mendekati Wahyu,
ketika Ayu mengupayakan meraih penis Wahyu, tangannya ditepis.
“Mo ngapain lo…mo penis gua…minta yang
bener donk”, hardik Wahyu, menciptakan kuping Ayu memanas.
“Kang…Boleh sa…saya ngi…ngisap… dan
ngejil…jilat… penisnya…”, kata Ayu terbata-bata, menyangga rasa amarah di
dadanya.
“Jilat…dan Emut Cantik…Tapi awas tidak
boleh digigit…”
Ayu secara perlahan memegang penis Wahyu yang diluar ukuran biasa, diantara mereka berempat memang penis Wahyu memang yang terbesar dan terpanjang, Maklum Wahyu ialah salah satu siswa dari
Ma Erot,
“Ayo, Jilat… tidak boleh Cuma takjub ..”, kata Wahyu,
Ayu juga mulai menjulurkan lidahnya,
lidah Ayu mulai menyapu ujung penis besar kepunyaan Wahyu ,
“Ahh…. Jilat dari pangkal hingga ujung”,
Ayu menjilat penis Wahyu, mulai dari
pangkal hingga ujung penisnya, sesekali ujung lidah gadis berjilbab tersebut memainkan liang penis Wahyu, dan buah zakar Wahyu juga tak luput dari kuluman
dan jilatan Ayu.
“Ahhh… Kamu pintar…terus sepong
penisku…lonte…”, seru Wahyu,
Hinaan terhadap Ayu sekarang adalah sanjungan buatnya, yang sedang terangsang.
Ayu memasukan penis itu kedalam
mulutnya. Sementara Wahyu memegang kepala Ayu dan menekannya agar penisnya
mentok di tenggorokan gadis itu.
Sementara tersebut ketiga temannya
tidak bermukim diam, Supri dan Arman menggerayangi tubuh estetis Ayu,
sementara Dudung sedang memainkan jarinya didalam vagina Ayu. Dudung yang
telah tidak tahan langsung menunjukkan penisnya ke vagina Ayu, dengan kasar Dudung berjuang memasukan penisnya itu dan masuklah kepala penis di
vagina Ayu yang mulai basah kembali.
“Ini hukuman bikin lo…karena tadi
menampar gua”
dengan kekuatan sarat dan sambil
menyangga pinggang Ayu, penis kepunyaan Dudung amblas seluruhnya kedalam
vagina Ayu dan menciptakan selaput dara kepunyaan gadis berjilbab tersebut pecah.
“Acckkhh…”, tersiar jerit terbendung Ayu yang menikmati sakit di vaginanya,namun mulutnya diisi oleh penis Wahyu yang sedang memaju-mundurkan pantatnya seolah sedang bersenggama.
Kini gadis berjilbab itu laksana di
sandwich, dua lubang dari depan dan belakang ditembus oleh penis. “plookk…..pllookkk…plookk”,
terdengar paling jelas benturan antara Dudung dan selangkangan Ayu, semakin
lama rasa ngilu di vagina Ayu pulang menjadi rasa nikmat yang belum pernah
didapatnya. Ayu terlarut dalam birahi, menciptakan dirinya semakin powerful menghisap
penis kepunyaan Wahyu.
Wahyu tiba-tiba mencungkil penisnya,
sementara dibelakang juga menghentikan sodokan terhadap Vagina Ayu.
“Siapa namamu Neng geulis….”, Tanya Wahyu untuk Ayu,
“Di…Ayu…kang”, katanya
tersengal-sengal
Sebetulnya Ayu masih hendak di
entot, tetapi sebab berhenti tiba-tiba menciptakan birahinya tidak menentu.
“Ayu, suka di tidurin seperti ini Ayu suka penis
ku…”, Tanya Wahyu untuk Ayu.
“Emmhh… Ayu suka penis…, Ayu suka di tidurin…..”, jawab Ayu meluncur begitu saja.
Dudung juga tersenyum dan mulai
menggenjot pulang vagina Ayu dengan irama yang cepat.
“Ahhh…, iyaa…enakk…teruss”, jerit Ayu,
Semua berandalan tersebut cekikikan
mendengar ocehan Ayu.
Sementara kini penis Supri berdiri
tegak di depan Ayu, tampa di komando Ayu membuka mulutnya dan mengulum penis
kepunyaan Supri.
”Ahhh…enak…banget nih…sepongannya..”,
oceh Supri seraya menjambak jilbabnya,
“Iya .. san…disini pun nikmat…
seret…”, kata Dudung seraya mempercepat genjotan.
Supri yang memang sudah hendak ejakulasi tak lama lantas memuntahkan spermanya dimulut Ayu
“Ahhhh…”, seru Supri sambil
mengurangi kepala Ayu sampai mentok diselangkangannya.
Ayu langsung menelan sperma yang
tertumpah dimulutnya, dan penis Supri dijilatnya sampai bersih.
“Wah,wanita ini gemar sekali peju
juga…..”, ujar Arman yang belum kebagian dari tadi.
Wajah Ayu memerah malu, tapi
tersebut tidak lama, karena desakan birahi dari belakang semakin gencar.
”Ahhhhh…”, Ayu memuntahkan pulang cairan cintanya. Seraya Dudung menerbitkan penisnya.
Terlihat cairan cinta bercampur darah
perawan dari Ayu.
Sementara Ayu duduk bersimpuh
menerima sperma dari Dudung
“habiskan…ahhh….”,
Seluruh isi sperma yang meluncur dari
dalam penis itu diminum oleh Ayu.
Ayu yang kini sudah dikuasai oleh
birahi, dirinya sudah melupakan bahwa dia sedang diperkosa.
“Kamu masih inginkan di tidurin.”, Tanya Wahyu untuk Ayu,
Ayu hanya mengangguk. Wahyu lantas tiduran diatas bale-bale,
“Masukan penisku kedalam vaginamu
sayang”,
Ayu lantas menaiki bale-bale. Ayu mengangkang diatas tubuh Wahyu, penis Wahyu dipegang oleh Ayu kemudian
ditunjukkan menuju vaginanya. Penis besar kepunyaan Wahyu perlahan menginjak vaginanya…
”Ahhhh….Saakiitttt…”, saat kepala
penis Wahyu menginjak ruang vagina Ayu.
Setengah penis Wahyu menginjak vagina Ayu, melihat urusan itu Arman menaiki bale-bale dan mengurangi tubuh Ayu sekaligus, sampai Amblas seluruh penis kepunyaan Wahyu,
“Ahhhh…sakiittt…ampunn…keluarin lagi”,
Ayu tidak kuasa menyangga sakit,
vaginanya terasa dirobek. Tubuh Ayu roboh diatas tubuh Wahyu.
Wahyu membalikan posisinya,
sampai-sampai Ayu yang dibawah, kaki Ayu diusung dan direntangkan.
“Tenang sayang, nanti anda akan
menyukainya…”
Wahyu mengawali ngenggenjot vagina
sang gadis berjilbab.
“Ahhh… Tidak… sudahh… Sakiiit…”,
teriak sang gadis berjilbab.
Tetapi Wahyu tetap menggenjot
vaginanya, masing-masing penis Wahyu terbit masuk liang vagina Ayu tidak
jarang kali menyentuh klitorisnya, sehingga menciptakan gadis itu terangsang.
“Ahhhh…Ohhhh…..nikmatt…teruss…dimasukan
penisnya”, erang Ayu merasakan genjotan Wahyu.
“Ohhh…enak…sekali…remasan …Vaginamu
…”, kata Wahyu untuk Ayu.
“Ahhh… Ayu….Mauu”, Erang Ayu menerbitkan orgasmenya.
Wahyu belum menunjukan bakal keluar, Wahyu terus menggenjot tubuh Ayu kadang dalam tempo sedang kadang dalam tempo
cepat, menciptakan Ayu pulang terangsang.
“Ahh…jangan…lepaaskan…penismu”, Ayu menyeracau.
“Kamu suka penis dimasukin ke vagina
kamu….kamu suka di tidurin penis gede?”, Tanya Dudung ke Ayu.
“Ahhh…Iya…Ayu suka…tidurin ”, Jerit Ayu meradang seolah meminta terus disetubuhi.
“Ahhhh…Aku keluarrr…”,
Lagi-lagi tubuh Ayu mengejang dan
orgasme, tubuh Ayu melemah namun Wahyu masih gencar memacu penisnya. Membuat Ayu pulang terangsang merasakan setiap genjotan Wahyu dan pulang orgasme
dalam jarak tidak hingga 3 menit. Ayu telah mendapatkan Orgasme ke limanya
sejak di genjot oleh Wahyu.
“Ahhh…Aku…Keluarrrr…”
Ayu kembali merintih yang ke enam
kalinya dan menciptakan dirinya tidak sadarkan diri sebab kecapaian. Tidak
lama kemudian
”Ahhh…Crott…Crott…”, Wahyu merintih sambil menenggelamkan penisnya dalam-dalam
Peju Wahyu mengisi ruang rahim Ayu dan kesudahannya Wahyu roboh disebelah tubuh Ayu. Terlihat lelehan sperma yang
terbit di bibir vagina Ayu.
Arman yang belum menemukan jatah
segera membalikan tubuh Ayu yang tak sadarkan diri. Arman yang tengah dilanda
birahi mengerjakan anus sang gadis tersebut laksana orang kesetanan, tubuh Ayu laksana seonggok daging yang tidak berdaya. Tidak hingga sepuluh menit Arman sudah menerbitkan pejunya.
Setelah puas mengerjakan pemerkosaan
terhadap Ayu , mereka berempat segera meninggalkan Ayu yang masih tidak
sadarkan diri, saat pagi hari seorang petani mengejar Ayu dan mengirimkan kerumahnya. Kasus pemerkosaan terhadap Ayu diblokir polisi sebab Ayu tidak
memberikan penjelasan yang berarti untuk aparat. Sedangkan Ayu sendiri
kadang tampak murung, baik dirumah maupun ditempat kerjanya.
Satu bulan telah selesai semenjak
kejadian tersebut, Ayu yang kebagian shift senja hari tersebut pulang jam
10.30, sesudah turun dari bis jemputan Ayu tampak laksana orang yang tengah
bimbang. Kemudian dia berjalan mengarah ke tempat dia bertemu dengan ke empat
pemuda berandalan tersebut.
Keempat berandalan itu terkejut saat melihat Ayu telah ada didepan pos tempat,
“Mau ngapain anda kesini, Mau di tidurin lagi….”, Tanya Dudung untuk Ayu yang terlihat tertunduk,
“Aku…Ma…Mauu… di…se…setubuhi…”, Jawab Ayu pelan dan terbata-bata.
“Vagina anda minta di tidurin lagi ma
penisku”, Tanya Wahyu untuk Ayu, dan Ayu pun melulu mengangguk.
Keempat pemuda itu tersenyum, Wahyu lantas merangkul tubuh Ayu dan mengajaknya duduk diantara mereka. Malam
tersebut Ayu pulang digilir oleh keempat pemuda tersebut, namun kali ini Ayu mengerjakan dengan suka rela.
Cerita Dewa Seks Hypersex - Cerita diperkosa buat nikmat ini
selesai dengan Ayu menjadi seorang hypersex, dan tidak jarang kali haus
bakal sex, Ayu rela dirinya menjadi pelampiasan nafsu laki-laki asalkan
dirinya menemukan kepuasan.