DEWA SEKS INDONESIA - Perkenalanku dengan fina adalah kasir restoran khas Sunda.


DEWA SEKS INDONESIAPerkenalanku dengan fina (nama sebenarnya), kasir restoran khas Sunda, saat aku menuntaskan bill santap siangku. Aku ngotot menunaikan makananku sendiri ke kasir (lazimnya ditolong oleh waiter) sebab tertarik sama gadis belia ini.
   DEWA SEKS INDONESIA


fina, laksana mojang Priangan lainnya berkulit putih mulus. Tak begitu tinggi, dadanya sedang tak begitu terlihat ukurannya karena tersembunyi dibalik baju seragamnya yang sopan, Rok 5 cm di atas lutut menunjukkan kakinya yang estetis mulus.Dalam pembicaraan singkat sewaktu membayar, aku sempat menyerahkan no telepon kantorku. Kenapa aku nekat mengerjakan ini sebab sewaktu aku makan, kami tidak jarang beradu pandang. Matanya agak jelalatan memperhatikanku. Siapa tahu dapat berlanjut.

Ditunggu teleponnya bisikku seraya melangkah keluar. fina melulu senyum tipis tak menyahut.
Seminggu berlalu, telepon kantorku berdering. fina nelepon ! Sebenarnya, Aku sudah nyaris melupakannya.Setelah berbasabasi, aku mulai menjalankan rencanaku.Pulang dinas jam berapa tanyaku

Kalau dinas siang kembali jam 3, bila dinas malam jam 10 jawabnya.
Jam dinas shift seminggu siang seminggu malam bergantian.
Saya jemput jam 3, ya
Engga usah, biasa kembali sendiri naik angkot elaknya
Sekalisekali, biar cepet sampai lokasi tinggal bujukku.
Engga ah, udah biasa kembali telat
Kalau pingin kembali telat, ya jalanjalan dulu
Mau kemana jeratku mulai mengena.
Yah nonton, kek
Engga suka
Atau ke Lembang aku mulai masuk
Jauh
Yah sebelum Lembang Ini semacam testcase. Sebelum Lembang, jl Setiabudi tidak sedikit bertebaran hotel, wisma, losmen, atau apapun namanya yang seringdipakai orang guna BBS (bobobobo siang).

Sebagian besar hotelhotel di sana meluangkan tarif tidur (sekitar 34 jam)guna pasangan selingkuh.
Yeeeee ! Jawabnya. Berarti fina sudah mengetahui maksud ajakanku.
Okey, setuju ? serangku.
Gimana nanti aja ini dengan kata lain okey !
Tak inginkan kehilangan peluang emas, jam 3 tidak cukup 10 aku telah parkir di seberang restoran lokasi fina bekerja. Jam 3 lewat 5 fina belum kelihatan. Aku terus memantau pintu restoran itu. Setiap cewe berseragam kemeja putih dan rok hitam yang terbit dari pintu tersebut tak lepas dari mataku. Lewat seperempat,
belum pun nongol. Aku putuskan untuk kembali sambil menstart mobil. Tapi buruburu mesin kumatikan sesudah di seberang sana mojang putih tersebut muncul. Aku turun memungut posisi yang tepat. Aku melambai begitu ia melihatku. Aku masuk mobil lagi dan menstarter kembali seraya membuka pintu sebelah. Masih yakin, sebenarnya belum tahu ia inginkan atau tidak.

Mau kemana ? tanyanya melewati jendela mobil.
Naik aja jawabku seraya berdebar, fobia ketahuan kenalan yang barangkali saja lewat jalan Martadinata ini.
Ya kemana dulu
Cepet masuk dong, engga enak disaksikan orang perintahku.

Dengan ragu finapun masuk. Aku segera kabur dari situ. Rok seragamnya yang agak pendek kian terangkat saat duduk, menunjukkan sepasang kaki danbeberapa pahanya yang mulus.

Mau kemana sih ? tanyanya mengulang.
Jalanjalan
Jalanjalan ke mana ?
Kan janjinya ke sebelum Lembang
Heee siapa yang janji

Aku mulai mewawancarainya. Dia baru lulus SMIP (Sekolah Menegah Industri Pariwisata, setingkat SMU) dan baru 3 bulan kerja sebagai kasir. Tinggal di Sarijadi sama mamanya. Dia enggan memberi nomor teleponnya.

Aku menuju Setiabudi. Belok kiri, dong katanya saat kami hingga di pertigaan Gegerkalong. Memang, bila mau ke Sarijadi mesti belok kiri. Tapi aku lempeng aja, terus ke atas. fina protes aku tak peduli.

Kita santai sebentar kataku menghentikan protesnya. Tak raguragu aku belok ke kanan masuk ke hotel.
GE.
Eh ngaco kemana nih protesnya lagi
Tenang aja sebenarnya aku sendiri tak tenang, fobia ketahuan.
Saya udah menikah lho katanya yang entah apa maksudnya. Masa usia 19 telah menikah, aku meragukannya.
Engga apaapa, toh anda engga bakal menikah jawabku sekenanya.
Setengah berlari pelayan hotel membimbing mobilku mengarah ke garasi dengan rolling door yang diatasnya tertulis

E3. Begitu hingga di dalam garasi pelayan segera memblokir rolling door. Aman.
Kami duduk di kamar hotel seraya minum coke sedangkan di depan kami terbentang lokasi tidur ukuran dobel
dengan sprei putih bersih. fina lebih tidak sedikit diam. Tak sabaran akuhendak segera bergulingan dengan fina di atas kasur itu. Semua hal administrasi telah kubereskan. Tinggal gimana teknik memulainya ?
Sering bawa cewe ke sini., ya tanyanya tibatiba.
Ah, engga pernah jawabku berbohong.
Bohong, tadi udah hapal, berarti sering
Gini kantorku kan tidak jarang nyewa ruang rapat di sini. Kalau Rakor kanseringkali 2 atau 3 hari. Semua peserta rakor nginap di sini aku mengarang cerita.
Hotel ini entah punya ruang rapat atau tidak.
Kok ngajak ke sini, emangnya fina apaan Bingung pun aku.
Yaaa agar kita dapat ngobrol dengan tenang, engga terdapat gangguan entah ini dapat menjawab protesnya atau engga.

Obrolan dilanjutkan. Dia mulai tersingkap dengan bercerita mengenai pekerjaannnya, keadaan rumahnya, dan pacarnya. Ternyata fina pacaran dengan orang Cina yang telah berkeluarga. Sambil ngobrol, sesekali tanganku menyentuh pundaknya, menepuk pahanya. fina tak memprotes kelakuan tanganku.
Kenapa tadi ngaku udah menikah
Supaya mas engga macammacam
Emangnya aku fobia sama suami kamu
Tuh kan fina tak meneruskan kalimatnya, sebab aku langsung pegang kedua bahunya, dan bibirnya kucium. Cerita Bokep

fina meronta namun kepalanya kupegang. Masih duduk di kursi kami berciuman. fina tak berontak lagi. Lidahku mulai masuk ke mulutnya dan ternyata disambut pula dengan lidahnya. Hatiku bersorak. fina tak menampik !

Dari kepala, tanganku turun merabai dadanya. Amboi ternyata fina punya gumpalan daging yang bulat dan keras. Dari luar memang tak begitu kelihatan tonjolan dadanya. Kemeja seragamnya terlampau sopan guna menonjolkan bagianbagian tubuh. fina tidak mempedulikan tanganku meremasremas dadanya. Wah ini sih dapat dimainkan, pikirku.

Penisku mulai tegang, walaupun remasan tersebut tak langsung, masih terdapat kutang dan kemeja, tapi format bulatnya terasa mengisi telapak tanganku. Adanya sinyal penerimaan ini membuatku melangkah lebih lanjut. Kubuka kancing kemejanya satu persatu. Tapi hingga kancing keempat, fina menyangga tanganku sambil mencungkil ciumannya.
Jangan Mas katanya seraya terengah.

Kesempatanku untuk menyaksikan buah dadanya. Dibalik kutang berwarna kremtersebut menyembul sepasang gumpalan daging putih bersih. Bukan main indahnya. Buah dada fina  tak begitu besar, cuma format bulatnya, diperbanyak putih mulus, menjadi hampir sempurna. Walaupun masih tertutup kutang, namun pinggirpinggir atasnya yang tersingkap menegaskan format bulatnya itu.

Segera saja aku menciumi unsur dada yang tak tertutup kutang, tergolong belahannya. Terasa, tambah satu lagi keistimewaan buah ini : kenyal, bahkaningin keras ! Inilah kriteria buah dada yang telah lama kuimpikan ! Bulat, putih, mulus, dan keras. Hanya satu kriteria yang tak masuk guna buah dada fina , yakni ukurannya.

Seandainya buah dada fina ini besar, katakanlah 34B, maka tiada kata beda di samping : sempurna ! Beberapa perempuan yang pernah aku setubuhi, tidakterdapat yang dadanya seindah punya fina . Si Novi misalnya. Tshirt ketatnya menonjolkan sepasang buah yang besar menonjol ke depan begitu menggairahkan. Tapi sesudah kutangnya terbuka, dada tersebut memang besar sih melulu sudah turun dan agak lembek. Lain lagi Si Dilla.
Besar, cukup kenyal, cuma tidak cukup mulus dan lingkaran di sekeliling putingnya agak lebar.

Aku masih menciumi unsur dada yang tak tertutup kutang sambil mengupayakan melepas seluruh kancing kemejanya. Kembali fina menampik tapi dengan tidak banyak pemaksaan kesudahannya kemeja sukses kutanggalkan. Badan fina yang masih remaja ini memang mulus. Bahu, lengan atas, dada dan perut semuanya halus. Aku belum melihat
buah dadanya secara utuh, BH krem tersebut masih di tempatnya. Kini tali kutang sebelah kanan kutarik ke bawah. Bulatan dada kanan kian tampak, segera saja kuciumi lagi seraya mulutku bergeser ke bawah mencaricari putingnya.

Susah pun menyedot putingnya, sebab begitu kecil ! Hanya berupa tonjolan saja. Kujilati tonjolan kecil tersebut sambil tanganku ke punggungnya melepas kaitan kutangnya. Tak terdapat perlawanan. Sepasang buah estetis itu telah terhidang di depanku. Dari pinggang ke atas telah terbuka. Bulatan dagingtersebut semakin nyata.
Putingnya memang kecil dan warnanya merah jambu !

Gantian dada kiri yang kesergap seraya tangan kiriku meremas bulatan lainnya. Puting kecil tersebut mulai tumbuh dan mengeras, memungkinkan aku guna menyedotnya.
Kubimbing fina ke lokasi tidur kemudian perlahan kurebahkan. Aku langsung melucuti diri sampai telanjang bulat. Kelaminku telah tegak siap. fina melirik sebentar ke senjataku kemudian terpejam lagi, tanpa komentar.
Novi, Dilla, Fifi, Ria dan lainnya seringkali berkomentar : Ihhh panjaang. fina tidak.

Dengan melulu mengenakan roknya, fina sekarang terlentang di depanku di atas kasur. Aku bermaksud menindihnya, namun perhatianku tertuju pada sepasang paha putih bersih yang melulu tersingkap sebagian. Segera sepasang tangankumencari kedua belah paha itu.

Halus dan licin ! Terus ke atas sampai menyentuh CDnya. Tiba
tiba saja fina mengatubkan kedua kakinya yang tadi separuh terbuka seraya menutupkan tangan ke selangkangannya.
Jangan Katanya.
Okey, nanti saja. Kini aku menindih tubuhnya. Kelaminku kutempatkan di selangkangannya sesudah kusingkirkan tangannya. Sambil lidahku mengeksplorasi buah dadanya, aku menggoyang pantatku. fina menampik aku merabai CDnya mungkin sebab rangsangannya belum tinggi. Gerakan lidah dan pantatku ini dalam rangka menambah rangsangannya.

Puting tersebut sudah tegang dan keras, sebenarnya. Tanganku ke bawah mencaricari kaitan roknya. Ketemu. Tapi baru saja aku unik resletingnya, fina berontak lagi. Aku bangkit dan lalu unik roknya. Lagilagi fina menahanku.
Dilepas saja biar engga kusut akalku.
Jangan Mas
Ayo, dong fina Rangsanganku telah tinggi, hendak segera menyentuh kelamin fina .
Jangan Mas saya belum pernah
Ah masa Saya udah engga tahan nih Aku engga percaya begitu saja bila ia belum pernah bersetubuh, sebab tadinya tadi relatif fasih dan kini iatelah telanjang dada. Kucoba lagi memelorotkan roknya. fina menampik lagi, bahkan ia bangkit duduk.

Ayolah fina , sekali saja
Engga inginkan ! fina belum pernah begituan
Ah..yang bener
Sumpah, Mas Padahal aku telah sampai pada point no return. Aku nekat. Dengan paksaan kesudahannya terlepas pun rok itu. fina berontak sewaktu kurabai CD yang ternyata tidak banyak basah. Kali ini berontaknya beneran.
Tolonglah Mas tidak boleh Pintanya dengan wajah memelas. Aku kasihan juga.

Okey, barangkali ini pertemuan yang kesatu jadi fina belum mau. Lain kali aku mesti dapat menembus perawannya, bila memang benar ia masih perawan. Tapi gimana nih, aku mesti terus. Kalau engga jadi aku dapat pusing. Kalau engga bersangkutan kelamin sekarang, pasti harus terdapat substitusinya. Maka kudekatkan batang kelaminku yang tegang maksimal ini ke mulut fina . fina memblokir mulutnya dengan tangan sambil
menggeleng, Aku mulai kesal. Dengan tidak banyak kasar kutarik tangannya, kudorong kepalanya sampai rebah pulang ke bantal, kemudian kutempelkan kepala penisku ke bibirnya.
Ayo kulum aja sebentar fin sejumlah detik penisku sempat menyapu bibirnya,kemudian fina menampik lagi.
Saya engga dapat Mas Ujarnya lantas setengah menangis.
Jadi gimana dong saya mesti ke luar bila engga pusing!
Jawaban fina merupakan, tangannya meraih penisku kemudian dikocoknya. Tentu saja tidak cukup enak meskipun tangannya halus namun tak terdapat pelicinnya. Apa boleh buat, tak terdapat rotan akarpun jadi, bila kebutuhantelah mendesak. Supaya lebih nyaman, saya suruh fina memakai sabun. Cara mengocoknyapun menunjukkan fina belum berpengalaman.

Aku mesti menyerahkan komando kapan memperlambat, mempercepat, menyempitkan dan melebarkan genggamannya.
Ketika kurasakan nyaris tiba pada puncaknya, kusuruh ia memperlambat seraya sedikit melonggarkan. Lalu saat tensiku menurun, kuminta guna mempercepat. Demikian seterusnya hingga fina trampil memainkan kelaminku, tanpa komando lagi. Dia sudah hafal kapan mengubah teknik kocokannya dengan menyaksikan raut mukaku dan desahanku. Aku belum hendak ejakulasi sampai-sampai kadangkadang aku masih menyuruhnya memperlambat.

fina memang cepat belajar, meremmelek aku dibuatnya. Suatu saat, kurasakan geligeli luar biasa, rasanya aku nyaris ejakulasi.
Pelanin fina kataku seraya tersengal.
Tapi fina bukannya memperlambat, justeru mempercepat kocokannya. Kurang ajar, nakal pun anak ini. Aku telah tak tahan, justeru menikmati percepatan yang mengantarku hingga ke puncak.
Crooot tembakan mani kesatu menimpa wilayah dadanya. fina kaget, tangannya berhenti.
Teruus kocok ! perintahku. fina menurut keterangan dari sambil menunjukkan kelaminku agak kesamping. Crotcrot
berikutnya tentang bantal dan dinding. Sejenak aku terbang melayang dankemudian rebah !
fina  cepatcepat melap air maniku yang bertebaran di buah dadanya.
Ih bau Katanya.
Untuk sedangkan aku sukses melepaskan ketegangan. Walaupun demikian aku agak kecewa sebab gagal menyetubuhinya.
Kenapa sih fina  engga inginkan ? kataku sesudah kami berlalu mandi.
Sumpah Mas, saya belum pernah begituan
Justru belum pernah, mari kita coba
Huu enak di lu engga enak di gua. Sama pacar aja engga begitu. Ini pacar bukan, masa minta
Sama pacar anda belum pernah pun mataku menganalisis buah dadanya yang naik turun mengekor irama nafasnya.
Sama siapapun sahutnya sambil memblokir buah tersebut dengan kutangnya.
Kalau pacaran ngapain aja ? tanyaku lagi seraya menyelipkan tanganku ke Bhnya meremas dada.
Ah..tampiknya.
Ya kaya tadi jawabnya. Lalu ia kisah tentang pacarnya yang selalu mohon bersetubuh dan ia tidak jarang kali menolaknya.
Kenapa engga mau
Habis dia engga inginkan nikahin. Udah punya isteri
Oooh. Milih pacar udah punya isteri
Habisnya saya suka
Obrolan berpindah tentang pekerjaannya. Katanya, kerjanya berat, hari liburpun mesti masuk, namun gajinya tak sesuai.
Cariin kerjaan dong Mas
Agak sulit sekarang. Kecuali
Kecuali apa ?
Kecuali bila kamu inginkan kasih tersebut kamu
Weee sory aja ya fina selesai menggunakan kembali kemejanya.
Susah bila begitu
Pulang yuk, Mas ajaknya setelah apik kembali.
Sebentar dong Aku masih bugil.
Cepet pakaian, Mama suka nanyain bila kesorean
Kapan ke sini lagi Aku masih penasaran pengin meniduri fina .
Gimana nanti aja
Saya telepon ya
Jangan. Nanti Boss marah. Biar saya yang nelepon Mas Setidaknya aku masih punya harapan guna menidurinya.fina mohon diturunkan di pertigaan Gegerkalong. Sebelumnya kuselipkan uang.
Buat jajan
Ma kasih

Cerita Dewasa Harihari berikutnya siasia saja aku menantikan telepon fina . Aku diciptakan penasaran sama cewe satu ini.

Ingin aku meneleponnnya ke Restoran itu. Tapi aku khawatir bila ia kena marah Bossnya, lalu enggan lagi menemuiku, maka lepaslah buruanku. Memangdiperlukan kesabaran bila kita mengejar cewek. Sampai sebuah hari, 6 hari sesudah di hotel GE tersebut fina menelepon ke kantor pagi jam 10.00. Minggu ini gilirannya kerja sore.
Ini dia peluang tiba. Dia mohon saya menantikan di depan NHI pukul 11.00.
Singkat cerita, jadilah aku bawa fina kali ini ke Hotel LGI, masih di Jalan Setiabudi. Agak berbahaya sebenarnya ke hotel ini, karena tak terdapat garasi khusus laksana di GE. Tapi fina enggan lagi ke GE, tanpa
menuliskan alasannya. Aku nekat saja, daripada engga bisa fina. Aku melulu punya masa-masa 2.5 jam, soalnya fina mesti hingga ke lokasi kerja pukul 15 tepat.

Kembali aku mulai menciumi dan membuka kancing kemeja seragamnya sesampai kami di dalam kamar. Kali ini tak terdapat perlawanan, dengan gampang aku membuka kemeja dan lantas BHnya. Selesai mengeksplorasi sepasang buah yang menggiurkan itu, kubaringkan fina ke lokasi tidur. Waktu aku menelanjangi diri, fina bahkan
melepas roknya sendiri dan melipatnya dengan rapi. Maklum, berakhir ini ia langsung kerja. Dengan berbugil, kutindih tubuh mulus fina yang melulu berCD itu. Kelaminku kuletakkan tepat diselangkangannya, kemudian kugoyang.

Sementara mulutku tak lepas dari puting mungil merah jambu yang sudah mengeras itu. Kali ini aku mesti dapat menembus vaginanya. Kutelusuri nyaris seluruh permukaan kulit mulus itu. Penisku telah tegang maksimum. Tibalah saatnya, kutarik celananya, namun fina masih menahannya. Dengan tidak banyak paksaan, CD tersebut akhirnya lepas juga. Hatiku bersorak. Aku tentu dapat kali ini.

Bukan main ! Vagina tersebut menunjukkan keremajaan fina. Permukaannya bersih, melulu sangat tidak banyak ditumbuhi bulubulu halus. Oh fina bahkan jembutmupun belum tumbuh ! Kuusap permukaan vaginanya, kusentuhkan jariku ke pintunya yang ternyata membasah. Lalu, seraya menyentuh kelentit yang tak begitu kelihatan (karena begitu kecilnya) , ujung jariku hingga ke pintu vaginanya. Spontan fina memblokir pahanya dan unik tanganku. Okey, aku kemudian menindihnya lagi.
Kugesekkan kepala penisku ke pintu itu, kemudian dengan perlahan kudorong.

Ah teriaknya kecil seraya pantatnya digeser mundur.
Jangan dimasukin Mas
Engga.. engga hanya digesergeser aja Ditengah gesekan, pulang aku jajaki menusuk. Lagilagi fina mundur.
Jangan ! Sakit katanya seraya cemberut kemudian bangkit mencaricari CDnya. Wah gawat nih bila dia
ngambek, dapat gagal lagi aku.
Iya iya deh, saya engga masukin kataku sambil membalikkan posisi terlentangnya. Kubuka pahanya
lagi,


 DEWA SEKS INDONESIA


kutempelkan lagi penisku dan kugesergeser naik turun, dan kadangkadang tidak banyak menekan. Sebenarnya, pada posisi menekan tersebut kepala peniskutelah masuk, melulu kalau aku tekan lagi kontan fina bakal mundur kesakitan sambil menakut-nakuti akan udahan. Terpaksalah aku melulu menikmati gesekan pada kepala penisku, namun lamalama keteganganku naik juga, terdapat rasa geli-geli juga, terdapat rasa melayang juga, dan aku ejakulasi di perut fina sambil memegang erat tubuhnya eraterat.

Apa boleh buat, masing-masing aku mulai menusuk fina tidak jarang kali menghindar. Bagaimanapun terdapat kemajuan, fina sudah mau berbugil dan melayaniku hingga ejakulasi meski kelaminku tak hingga masuk ke dalam,melulu di permukaan mulut vaginanya. Dia enggan kehilangan keperawanannya. Dari percakapan setelah itu, terungkap

bahwa fina tetap inginkan melayaniku asal dengan teknik seperti itu, dan ternyata ia memerlukan uang jajan untuk ekstra gajinya yang tak mencukupi.

Tentu saja aku tidak cukup puas, mauku ya hingga tuntas, hubungan kelamin. Jadi, masa-masa fina meneleponku lagi sejumlah hari sesudahnya, akupunmohon syarat : penisku mesti masuk tuntas. fina tetap tak mau, akupunmenampik ajakannya. Sayang memang menampik tubuh remaja ranum yang mulus itu. Sampai kirakira sebulan sesudah pertemuan kedua di LGI itu, fina menelepon lagi


Boleh, asal fina inginkan sampai tuntas jawabku atas ajakannya guna bertemu lagi.


Sebenarnya, dengan teknik ejakulasi laksana sebelumnya akupun mau. Tubuh ranumnya membuatku kangen.


Seperti biasa aja, Mas


Engga inginkan ah Aku tahan harga.


Kan pokoknya Mas dapat keluar


Iya namun beda, dong


Beda apanya


Lebih nikmat bila tuntas


Tolong, dong Mas, engga punya fulus nih


Akhirnya akupun mengalah, daripada tak terdapat sasaran sama sekali, sekaligus dapat menolong fina dan memang aku rindu tubuh mulusnya !




Di tengah perjalanan mengarah ke Setiabudi, fina nyeletukJangan ke sana lagi, Mas


Lho, mengapa ?


Yaa pokoknya tidak boleh deh


Atau ke GE aja


Jangan juga


Kenapa sih ?


Saya engga inginkan dua kali di lokasi yang sama, fobia ketahuanketerangan yang masuk akal.

Aku beranggapan keras, kemana ? Oh ya. Kuputar mobilku 180 derajat, ke arah bawah, ke area Dago, di hotel BD. Di hotel ini melulu ada satu kamar yang aman dan nyaman, sangat depan letaknya. Mudahmudahan saja tidak sedang digunakan oleh semua peselingkuh lain. Kamar ini occupancy ratenya dapat di atas 100 % ! Setelah pelayan memblokir rolling door, baru fina berani turun dari mobil. Masuk kamar, langsung kukunci dan fina kusergap.


Entar dulu, nanti terdapat yang masuk, lho Memang, seringkali pelayan akan mengirimkan handuk, sabun, air minum, dan kuitansi.


Udah dikunci

Sambil duduk, kamipun berciuman. Telepon berdering. Aku melepas. Resepsionis menanyakan apakah aku inginkan bermalam atau melulu istirahat saja. Tarif tidur 75% dari tarif semalam, aku dapat memakai sekitar 4 jam.


Penisku sudah tegang, maklum telah 3 hari aku tak menggunakannya. Sambil mendekat fina, kubuka resleting celanaku, kukeluarkan isinya. Kudekatkan ke muka fina yang masih duduk di kursi, digenggam sebentar, lantas dieluselus. Tibatiba ditariknya kontolku menghampiri sampai aku nyaris hilang keseimbangan, dan langsung dimasukkan ke mulutnya ! Kejutan ! Dari dua kali pertemuan sebelumnya, berkalikali aku mohon fina untuk mengerjakan oralsexnamun tak pernah mau. Sekarang, tanpa diminta dia justeru melahap. Kelihatan fina belum kawakan melakukan oral, gerakannya paling sederhana. Tapi aku meremmelek juga.

Baru sejumlah kali kuluman, pintu diketuk. Buruburu fina melepas penisku dan aku menyimpannya kembali.

Pelayan membawakan barangbarang yang aku bilang tadi, aku membayar, pintu kukunci lagi, dan kontol kukeluarkan lagi.

Udah ah kata fina menolak. Anak ini aneh, tanpa diminta ia mengulum, giliran aku mau, ia menolak. Waktu kusodorkan lagi penisku kemulutnya, fina justeru berdiri dan menciumku. Sambil bermain lidah kupereteli pakaiannya satu persatu hingga telanjang bulat, kemudian kutuntun ke kasur. Aku cepat cepat berbugil.

Kutindih tubuh ranum itu, sedangkan mulutku mencari lehernya, kemudian turun ke belahan dadanya, terus bergerak ke buah dada kanan, dan selesai dengan jilatan lidah pada puting kecil merah jambu itu.

Beberapa saat lantas puting tersebut mulai menonjol dan mengeras.

Sambil mengemoti puting, tanganku bergerak merayapi pinggangnya dan terus ke bawah ke pahanya, kemudian keselang kangan. Permukaan vagina yang baru tumbuhtidak banyak rambut halus tersebut kutelusuri dengan tangan.

Kemudian, perlahan jariku menyentuh kelentit (yang pun kecil) dan ke bawahtidak banyak sampai ke pintu vagina yang ternyata telah basah. Ketika jariku mulai menginjak pintu, fina langsung menggeser pantatnya seraya menutupkan kakinya.

Kutarik tanganku dan hingga ke dada kiri, kuremas buah kenyal itu, sedangkan mulutku belum lepas dari dada kanannya. Lutut kuselipkan diantara pahanyasampai-sampai pahanya pulang membuka. Fungsi tangan yang tadi aku ganti dengan kontol. Kutindih selangkangannya dengan penisku yang telah keras maksimum. Seperti yang sudahsudah aku melulu mengosokkan kepala penisku ke pintu vaginanya seraya sesekali mengupayakan masuk.

Lagilagi fina unik pinggulnya menghindar.Aku telah tak tahan, nafsuku telah sampai puncak, hendak masuk sekarang pun ! Aku mencungkil buah dadanya dan bangkit. Dengan bertumpu pada lututku, kubuka paha fina lebih lebar, kemudian kutempatkan lagi

penisku ke lubang vaginanya dan kudorong. Lagilagi fina menghindar.

Enggaengga, saya engga masukin, hanya kepalanya aja laksana kemarin katakuseraya terengah sebab nafsu yang memuncak. Setelah kepalaku masuk, kurebahkan tubuhku, dan kugoyang pantatku maju mundur. Tentu saja goyangan pendek, karena penisku hanya di dekat pintu vagina saja.

Ah, bila begini terus apa enaknya. Aku nekat. Bangkit lagi bertumpu pada lutut, kutusuk vagina fina kuatkuat.

Aahh, kasar begitu sih
Sory fin, berakhir engga tahan
Dengan lebih pelan namun dengan kekuatan yang sama, pulang aku menusuk. Bless Kepala penisku masuk.

Kelihatannya masuknya kepala penisku ini laksana pertemuan kedua minggu lalu,namun jepitannya terasa lebih erat, janganjangan telah masuk nih. Aku mengecek ke bawah, kepala tersebut sudah hilang ditelan vagina fina, diujung pintu itu melulu nampak leher kelaminku. Mungkinkah aku sudah menjebol perawannya ? Tapi

mana darahnya ? Lagi pula fina tak mengelak seperti biasanya. Pembaca, dalamsituasi begini jelas tak terdapat hal beda yang dapat kulakukan di samping terus menusuk ! Tapi mentok. Seakan tak terdapat lubang lagi di dalam

sana. Akupun unik pelanpelan penisku untuk lantas mulai mengocok, perlahan.


Eeeefffff fina melenguh seraya mengatubkan bibirnya. Mungkin dia mulai merasakan kocokan pelanku.

Setelah sejumlah kali kocokan, dengan masih bertumpu pada lututku, aku mulai menusuk lagi. Kali ini dengan tenaga penuh. Bleeessss kulirik ke bawah,setengah kontolku telah tenggelam ! Kontolku benarbenar

terjepit powerful ! Tapi masih belum terdapat darah. Ah, peduli amat dengan darah, yang urgen nikmat! Aku mulai mengocok lagi. Jelas kali ini lebih nikmat, sebab gesekan dinding vagina fina terasa lebih panjang dikontolku. fina kulihat memalingkan wajahnya ke kanan seraya menggigit jarinya. Aku rasa ia pun menikmati

kocokanku. Sambil mengocok pelan, secara bertahap aku memperdalam cakupan penisku ke dalam vagina fina sampai semua batang kontolku berakhir ditelan. Hatiku bersorak.

Akhirnya, Aku sukses juga menyetubuhi remaja ranum ini. Aku benar - benar bersangkutan kelamin kini !

Ooohhhh Betapa nikmatnya vagina perawan si remaja ranum ini. Syarafsyaraf disemua permukaan penisku merasakan genggaman dindingdinding vaginanya. Berbeda dengan wanitawanita yang pernah kutiduri sebelumnya, vagina merekalazimnya tak terdapat remnya sampai-sampai agak sulit penisku mencaricari gesekan

meskipun dengan sekian banyak  macam gaya. Si ranum ini lain. Jepitan dinding vaginanya begitu pakem walaupun aku dengan gaya standar. Aku belum butuh mempercepat
kocokanku. Dengan kocokan pelan, gesekan vaginanya dapat lebih kunikmati. Terlalu sayang guna dilewatkan.

Masalahnya hanya dalam urusan mengocok aku menyenangi variasi, baik kecepatan maupun gaya.

Aaau tersiar jeritan kecil fina saat Aku mulai mengolah kocokan dengan memutar.
Lalu pulang ke gaya semula, mengocok perlahan.

Jangan keluarin di..dalam ya Mas kata fina tersendat saat aku mulai mempercepat kocokanku. Entah sebab aku mempercepat kocokan atau sebab pengaruh ucapan fina mengenai keluarin, seketika aku merasa geli geli nyaris ke puncak.

Akupun pulang memperlambat. Tapi rasa ke puncak tak berkurang juga. Mungkin saatnya memang nyaris tiba. Kocokan kupercepat lagi.


Maaaassss kali ini teriakannya agak keras. Aku tak peduli, ketika puncak telah dekat, malah makin kupercepat.

Aku melayang-layang, dan sedetik sebelum puncak kucabut kontolku dari vagina fina.

Aaauufffffff sekarang fina benar benar teriak. Aku rebah di tubuh fina, dan sroottt sroottt sroottt.

Kutumpahkan maniku di perut fina. Aku masih merasa terbang. Terbang nikmat

Menitmenit berikutnya aku masih tak berkutik di atas tubuh fina. Kulirik ke bawah, tidak sedikit juga aku menyemprotkan mani. Kontolku masih agak tegang terjepit salah satu perut kami, pun basah. Basahnya yang menciptakan aku heran, mengapa basah melulu oleh cairan jernih agak putih, tak terdapat warna merah. Penasaran aku
bergeser mengecek vagina fina dan sprei di bawahnya. Basah yang sama, takterdapat warna merah. Dari jepitan dan genggaman vagina, lantas ada rasa mentok masa-masa tadi masuk, aku yakin tadi telah menjebol perawan fina. Kenyataannya lain. Seseorang sudah mendahuluiku. Seseorang sudah memecahkan selaput dara

fina. Aku jadi berang.

Siapa dan kapan tanyaku menyelidik.


Apanya


Ayolah terus cerah aja fin

Emang lain gitu ?

Jelas lain dong sebenarnya, aku tak menikmati perbedaan jepitan tadi dengansaat aku memerawani seseorang 5 tahun yang lalu.

Siapa fin ?

Apa bedanya ? justeru balik bertanya.

Walaupun sedikit, punyamu mestinya berdarah kataku. fina diam saja. Agak lama, kemudian

Sama pacar saya kesudahannya ia mangak.

Kapan ?

Seminggu yang lalu

Kenapa engga dikasih ke saya fina tak menjawab.

Perawannya diserahkan ke siapa saja tersebut hak fina, hanya aku kecewa berat. Terlambat. Kehilangan peluang emas yang sudah lama aku inginkan. Coba aku dulu engga ngambek enggan menghubungi fina, aku dapat mendapatkannya. Cuma selisih satu minggu. Bagaimana tak kecewa ?

Beberapa menit lantas fina bangkit mengarah ke kamar mandi dengan masih bugil. Kuperhatikan sosok tubuh

mulus tersebut dari belakang. Sungguh tubuh yang menggairahkan, sayang akutidak berhasil  sebagai orang kesatu yang merasakan tubuh ranum itu.

CERITA DEWASA - Keluar dari kamar mandi dengan melulu berbalut handuk putih, fina kelihatan segar. Ukuran handuk hotel BD ini kecil, sehingga melulu sanggup menutupi separoh dadanya sedangkan di unsur bawah melulu pas menutupi vagina. Sepasang paha mulus tersebut terbuka penuh. Belahan dada segar tersebut tampak saat ia memunguti CD dan


Bhnya.

Memperhatikan gerakangerakan tubuhnya sewaktu menggunakan celana dalam dan kutangnya menciptakan aku terangsang lagi. Kulihat jam, masih terdapat waktuselama 40 menit. Dengan masih berbugil segera kupeluk fina yang baru


selesai mengenakan kutang dari belakang. Kuciumi leher belakangnya dan kuremas dadanya.


Sekali lagi ya fin

Eeh Mas saya kan mesti kerja

Masih ada masa-masa kataku seraya sambil menggosokkan kelaminku ke pantatnya.


Nanti telat Mas

Engga sebentar aja

Kulepaskan pulang Bhnya, kemudian kuputar tubuhnya dan dadanya kusergap. fina tak menolak, mungkin sebab tadi merasa bersalah. Cdnya kupelorotkan,kemudian kubimbing pulang ke kasur. Aku menidih. Aku menggoyang.

Aku masuk. Aku mengocok, berputar, menggoyang kemudian mencabut. Aku hendak posisi lain.

Aku rebah terlentang. fina nurut saja saat kusuruh menempati badanku, memasukkan kelaminku ke vaginanya. Dengan posisi jongkok menghadapku fina turun naik sedangkan aku memegang erat kedua buah kembarnya.


Aaahhhh sakit Mas Katanya sambil berkeinginan mencabut. Aku buru buru mengurangi pinggulnya ke bawah supaya


nancap lagi.


Goyang fin fina menggoyang.


Engga enak sakit Saya di bawah aja Mas


Kutarik badan fina rebah di tubuhku. Tanganku mendekap erat. Aku hendak berganti posisi tanpa mencabut.



Dengan tubuh menyatu, kami berguling. Pompaan kupercepat.


Jangan telat nyabutnya ya


Dan aku terbang di awan.

Persis pukul 15 tidak cukup tujuh menit fina kuturunkan di depan restoran. Dengan bergegas fina masuk
Harihari berikutnya hubungan kami berlanjut. Nomor telepon rumahnya telah di tanganku, hanya aku mesti

Hati hati bila kebetulan Mamanya yang angkat telepon. fina tetap tak mau ditelepon ke lokasi kerjanya.
Kalau adikku sedang nakal, aku meneleponnya, sebaliknya bila fina perlu tambahan duit jajan, dia menelponku.

Sesekali aku melulu memberi duit tanpa meminta pelayanannya. Kalau aku hendak keluar di dalam, kugunakan kondom untuk mengawal halhal yang tak kuinginkan.

Kini, empat tahun kemudian, kami telah jarang ketemu. Pertemuan terakhir kirakira 5 bulan kemudian fina tidak banyak kurus. Kekenyalan buah dadanya berkurang. fina masih sendiri, masih tinggal bareng mamanya









0 komentar: