DEWA SEKS INDONESIA - Perkenalanku dengan fina adalah kasir restoran khas Sunda.
DEWA SEKS INDONESIA - Perkenalanku dengan fina (nama sebenarnya), kasir restoran khas
Sunda, saat aku menuntaskan bill santap siangku. Aku ngotot menunaikan
makananku sendiri ke kasir (lazimnya ditolong oleh waiter) sebab tertarik sama
gadis belia ini.
fina, laksana mojang Priangan lainnya berkulit putih mulus. Tak
begitu tinggi, dadanya sedang tak begitu terlihat ukurannya karena tersembunyi
dibalik baju seragamnya yang sopan, Rok 5 cm di atas lutut menunjukkan kakinya
yang estetis mulus.Dalam pembicaraan singkat sewaktu membayar, aku sempat
menyerahkan no telepon kantorku. Kenapa aku nekat mengerjakan ini sebab sewaktu
aku makan, kami tidak jarang beradu pandang. Matanya agak jelalatan
memperhatikanku. Siapa tahu dapat berlanjut.
Ditunggu teleponnya bisikku seraya melangkah keluar. fina melulu
senyum tipis tak menyahut.
Seminggu berlalu, telepon kantorku berdering. fina nelepon !
Sebenarnya, Aku sudah nyaris melupakannya.Setelah berbasabasi, aku mulai
menjalankan rencanaku.Pulang dinas jam berapa tanyaku
Kalau dinas siang kembali jam 3, bila dinas malam jam 10 jawabnya.
Jam dinas shift seminggu siang seminggu malam bergantian.
Saya jemput jam 3, ya
Engga usah, biasa kembali sendiri naik angkot elaknya
Sekalisekali, biar cepet sampai lokasi tinggal bujukku.
Engga ah, udah biasa kembali telat
Kalau pingin kembali telat, ya jalanjalan dulu
Mau kemana jeratku mulai mengena.
Yah nonton, kek
Engga suka
Atau ke Lembang aku mulai masuk
Jauh
Yah sebelum Lembang Ini semacam testcase. Sebelum Lembang, jl
Setiabudi tidak sedikit bertebaran hotel, wisma, losmen, atau apapun namanya
yang seringdipakai orang guna BBS (bobobobo siang).
Sebagian besar hotelhotel di sana meluangkan tarif tidur (sekitar
34 jam)guna pasangan selingkuh.
Yeeeee ! Jawabnya. Berarti fina sudah mengetahui maksud ajakanku.
Okey, setuju ? serangku.
Gimana nanti aja ini dengan kata lain okey !
Tak inginkan kehilangan peluang emas, jam 3 tidak cukup 10 aku
telah parkir di seberang restoran lokasi fina bekerja. Jam 3 lewat 5 fina belum
kelihatan. Aku terus memantau pintu restoran itu. Setiap cewe berseragam kemeja
putih dan rok hitam yang terbit dari pintu tersebut tak lepas dari mataku.
Lewat seperempat,
belum pun nongol. Aku putuskan untuk kembali sambil menstart
mobil. Tapi buruburu mesin kumatikan sesudah di seberang sana mojang putih
tersebut muncul. Aku turun memungut posisi yang tepat. Aku melambai begitu ia
melihatku. Aku masuk mobil lagi dan menstarter kembali seraya membuka pintu
sebelah. Masih yakin, sebenarnya belum tahu ia inginkan atau tidak.
Mau kemana ? tanyanya melewati jendela mobil.
Naik aja jawabku seraya berdebar, fobia ketahuan kenalan yang
barangkali saja lewat jalan Martadinata ini.
Ya kemana dulu
Cepet masuk dong, engga enak disaksikan orang perintahku.
Dengan ragu finapun masuk. Aku segera kabur dari situ. Rok
seragamnya yang agak pendek kian terangkat saat duduk, menunjukkan sepasang
kaki danbeberapa pahanya yang mulus.
Mau kemana sih ? tanyanya mengulang.
Jalanjalan
Jalanjalan ke mana ?
Kan janjinya ke sebelum Lembang
Heee siapa yang janji
Aku mulai mewawancarainya. Dia baru lulus SMIP (Sekolah Menegah
Industri Pariwisata, setingkat SMU) dan baru 3 bulan kerja sebagai kasir.
Tinggal di Sarijadi sama mamanya. Dia enggan memberi nomor teleponnya.
Aku menuju Setiabudi. Belok kiri, dong katanya saat kami hingga di
pertigaan Gegerkalong. Memang, bila mau ke Sarijadi mesti belok kiri. Tapi aku
lempeng aja, terus ke atas. fina protes aku tak peduli.
Kita santai sebentar kataku menghentikan protesnya. Tak raguragu
aku belok ke kanan masuk ke hotel.
GE.
Eh ngaco kemana nih protesnya lagi
Tenang aja sebenarnya aku sendiri tak tenang, fobia ketahuan.
Saya udah menikah lho katanya yang entah apa maksudnya. Masa usia
19 telah menikah, aku meragukannya.
Engga apaapa, toh anda engga bakal menikah jawabku sekenanya.
Setengah berlari pelayan hotel membimbing mobilku mengarah ke
garasi dengan rolling door yang diatasnya tertulis
E3. Begitu hingga di dalam garasi pelayan segera memblokir rolling
door. Aman.
Kami duduk di kamar hotel seraya minum coke sedangkan di depan
kami terbentang lokasi tidur ukuran dobel
dengan sprei putih bersih. fina lebih tidak sedikit diam. Tak
sabaran akuhendak segera bergulingan dengan fina di atas kasur itu. Semua hal
administrasi telah kubereskan. Tinggal gimana teknik memulainya ?
Sering bawa cewe ke sini., ya tanyanya tibatiba.
Ah, engga pernah jawabku berbohong.
Bohong, tadi udah hapal, berarti sering
Gini kantorku kan tidak jarang nyewa ruang rapat di sini. Kalau
Rakor kanseringkali 2 atau 3 hari. Semua peserta rakor nginap di sini aku
mengarang cerita.
Hotel ini entah punya ruang rapat atau tidak.
Kok ngajak ke sini, emangnya fina apaan Bingung pun aku.
Yaaa agar kita dapat ngobrol dengan tenang, engga terdapat
gangguan entah ini dapat menjawab protesnya atau engga.
Obrolan dilanjutkan. Dia mulai tersingkap dengan bercerita
mengenai pekerjaannnya, keadaan rumahnya, dan pacarnya. Ternyata fina pacaran
dengan orang Cina yang telah berkeluarga. Sambil ngobrol, sesekali tanganku
menyentuh pundaknya, menepuk pahanya. fina tak memprotes kelakuan tanganku.
Kenapa tadi ngaku udah menikah
Supaya mas engga macammacam
Emangnya aku fobia sama suami kamu
Tuh kan fina tak meneruskan kalimatnya, sebab aku langsung pegang
kedua bahunya, dan bibirnya kucium. Cerita Bokep
fina meronta namun kepalanya kupegang. Masih duduk di kursi kami
berciuman. fina tak berontak lagi. Lidahku mulai masuk ke mulutnya dan ternyata
disambut pula dengan lidahnya. Hatiku bersorak. fina tak menampik !
Dari kepala, tanganku turun merabai dadanya. Amboi ternyata
fina punya gumpalan daging yang bulat dan keras. Dari luar memang tak
begitu kelihatan tonjolan dadanya. Kemeja seragamnya terlampau sopan guna
menonjolkan bagianbagian tubuh. fina tidak mempedulikan tanganku
meremasremas dadanya. Wah ini sih dapat dimainkan, pikirku.
Penisku mulai tegang, walaupun remasan tersebut tak langsung,
masih terdapat kutang dan kemeja, tapi format bulatnya terasa mengisi telapak
tanganku. Adanya sinyal penerimaan ini membuatku melangkah lebih lanjut. Kubuka
kancing kemejanya satu persatu. Tapi hingga kancing keempat,
fina menyangga tanganku sambil mencungkil ciumannya.
Jangan Mas katanya seraya terengah.
Kesempatanku untuk menyaksikan buah dadanya. Dibalik kutang
berwarna kremtersebut menyembul sepasang gumpalan daging putih bersih. Bukan
main indahnya. Buah dada fina tak begitu besar, cuma format
bulatnya, diperbanyak putih mulus, menjadi hampir sempurna. Walaupun masih
tertutup kutang, namun pinggirpinggir atasnya yang tersingkap menegaskan format
bulatnya itu.
Segera saja aku menciumi unsur dada yang tak tertutup kutang,
tergolong belahannya. Terasa, tambah satu lagi keistimewaan buah ini : kenyal,
bahkaningin keras ! Inilah kriteria buah dada yang telah lama kuimpikan ! Bulat,
putih, mulus, dan keras. Hanya satu kriteria yang tak masuk guna buah dada
fina , yakni ukurannya.
Seandainya buah dada fina ini besar, katakanlah 34B, maka
tiada kata beda di samping : sempurna ! Beberapa perempuan yang pernah aku
setubuhi, tidakterdapat yang dadanya seindah punya fina . Si Novi
misalnya. Tshirt ketatnya menonjolkan sepasang buah yang besar menonjol ke
depan begitu menggairahkan. Tapi sesudah kutangnya terbuka, dada tersebut
memang besar sih melulu sudah turun dan agak lembek. Lain lagi Si Dilla.
Besar, cukup kenyal, cuma tidak cukup mulus dan lingkaran di
sekeliling putingnya agak lebar.
Aku masih menciumi unsur dada yang tak tertutup kutang sambil
mengupayakan melepas seluruh kancing kemejanya. Kembali fina menampik tapi
dengan tidak banyak pemaksaan kesudahannya kemeja sukses kutanggalkan. Badan
fina yang masih remaja ini memang mulus. Bahu, lengan atas, dada dan perut
semuanya halus. Aku belum melihat
buah dadanya secara utuh, BH krem tersebut masih di tempatnya.
Kini tali kutang sebelah kanan kutarik ke bawah. Bulatan dada kanan kian
tampak, segera saja kuciumi lagi seraya mulutku bergeser ke bawah mencaricari
putingnya.
Susah pun menyedot putingnya, sebab begitu kecil ! Hanya berupa
tonjolan saja. Kujilati tonjolan kecil tersebut sambil tanganku ke punggungnya
melepas kaitan kutangnya. Tak terdapat perlawanan. Sepasang buah estetis itu
telah terhidang di depanku. Dari pinggang ke atas telah terbuka. Bulatan
dagingtersebut semakin nyata.
Putingnya memang kecil dan warnanya merah jambu !
Gantian dada kiri yang kesergap seraya tangan kiriku meremas
bulatan lainnya. Puting kecil tersebut mulai tumbuh dan mengeras, memungkinkan
aku guna menyedotnya.
Kubimbing fina ke lokasi tidur kemudian perlahan kurebahkan.
Aku langsung melucuti diri sampai telanjang bulat. Kelaminku telah tegak siap.
fina melirik sebentar ke senjataku kemudian terpejam lagi, tanpa komentar.
Novi, Dilla, Fifi, Ria dan lainnya seringkali berkomentar : Ihhh
panjaang. fina tidak.
Dengan melulu mengenakan roknya, fina sekarang terlentang di
depanku di atas kasur. Aku bermaksud menindihnya, namun perhatianku tertuju
pada sepasang paha putih bersih yang melulu tersingkap sebagian. Segera
sepasang tangankumencari kedua belah paha itu.
Halus dan licin ! Terus ke atas sampai menyentuh CDnya. Tiba
tiba saja fina mengatubkan kedua kakinya yang tadi separuh
terbuka seraya menutupkan tangan ke selangkangannya.
Jangan Katanya.
Okey, nanti saja. Kini aku menindih tubuhnya. Kelaminku
kutempatkan di selangkangannya sesudah kusingkirkan tangannya. Sambil lidahku
mengeksplorasi buah dadanya, aku menggoyang pantatku. fina menampik aku
merabai CDnya mungkin sebab rangsangannya belum tinggi. Gerakan lidah dan
pantatku ini dalam rangka menambah rangsangannya.
Puting tersebut sudah tegang dan keras, sebenarnya. Tanganku ke
bawah mencaricari kaitan roknya. Ketemu. Tapi baru saja aku unik resletingnya,
fina berontak lagi. Aku bangkit dan lalu unik roknya. Lagilagi
fina menahanku.
Dilepas saja biar engga kusut akalku.
Jangan Mas
Ayo, dong fina Rangsanganku telah tinggi, hendak segera
menyentuh kelamin fina .
Jangan Mas saya belum pernah
Ah masa Saya udah engga tahan nih Aku engga percaya begitu saja
bila ia belum pernah bersetubuh, sebab tadinya tadi relatif fasih dan kini
iatelah telanjang dada. Kucoba lagi memelorotkan roknya. fina menampik
lagi, bahkan ia bangkit duduk.
Ayolah fina , sekali saja
Engga inginkan ! fina belum pernah begituan
Ah..yang bener
Sumpah, Mas Padahal aku telah sampai pada point no return. Aku
nekat. Dengan paksaan kesudahannya terlepas pun rok itu. fina berontak
sewaktu kurabai CD yang ternyata tidak banyak basah. Kali ini berontaknya
beneran.
Tolonglah Mas tidak boleh Pintanya dengan wajah memelas. Aku
kasihan juga.
Okey, barangkali ini pertemuan yang kesatu jadi fina belum
mau. Lain kali aku mesti dapat menembus perawannya, bila memang benar ia masih
perawan. Tapi gimana nih, aku mesti terus. Kalau engga jadi aku dapat pusing.
Kalau engga bersangkutan kelamin sekarang, pasti harus terdapat substitusinya.
Maka kudekatkan batang kelaminku yang tegang maksimal ini ke mulut fina .
fina memblokir mulutnya dengan tangan sambil
menggeleng, Aku mulai kesal. Dengan tidak banyak kasar kutarik
tangannya, kudorong kepalanya sampai rebah pulang ke bantal, kemudian
kutempelkan kepala penisku ke bibirnya.
Ayo kulum aja sebentar fin sejumlah detik penisku sempat
menyapu bibirnya,kemudian fina menampik lagi.
Saya engga dapat Mas Ujarnya lantas setengah menangis.
Jadi gimana dong saya mesti ke luar bila engga pusing!
Jawaban fina merupakan, tangannya meraih penisku kemudian
dikocoknya. Tentu saja tidak cukup enak meskipun tangannya halus namun tak
terdapat pelicinnya. Apa boleh buat, tak terdapat rotan akarpun jadi, bila
kebutuhantelah mendesak. Supaya lebih nyaman, saya suruh fina memakai
sabun. Cara mengocoknyapun menunjukkan fina belum berpengalaman.
Aku mesti menyerahkan komando kapan memperlambat, mempercepat,
menyempitkan dan melebarkan genggamannya.
Ketika kurasakan nyaris tiba pada puncaknya, kusuruh ia
memperlambat seraya sedikit melonggarkan. Lalu saat tensiku menurun, kuminta
guna mempercepat. Demikian seterusnya hingga fina trampil memainkan
kelaminku, tanpa komando lagi. Dia sudah hafal kapan mengubah teknik kocokannya
dengan menyaksikan raut mukaku dan desahanku. Aku belum hendak ejakulasi
sampai-sampai kadangkadang aku masih menyuruhnya memperlambat.
fina memang cepat belajar, meremmelek aku dibuatnya. Suatu saat,
kurasakan geligeli luar biasa, rasanya aku nyaris ejakulasi.
Pelanin fina kataku seraya tersengal.
Tapi fina bukannya memperlambat, justeru mempercepat
kocokannya. Kurang ajar, nakal pun anak ini. Aku telah tak tahan, justeru
menikmati percepatan yang mengantarku hingga ke puncak.
Crooot tembakan mani kesatu menimpa wilayah dadanya.
fina kaget, tangannya berhenti.
Teruus kocok ! perintahku. fina menurut keterangan dari
sambil menunjukkan kelaminku agak kesamping. Crotcrot
berikutnya tentang bantal dan dinding. Sejenak aku terbang
melayang dankemudian rebah !
fina cepatcepat melap air maniku yang bertebaran di
buah dadanya.
Ih bau Katanya.
Untuk sedangkan aku sukses melepaskan ketegangan. Walaupun
demikian aku agak kecewa sebab gagal menyetubuhinya.
Kenapa sih fina engga inginkan ? kataku sesudah kami
berlalu mandi.
Sumpah Mas, saya belum pernah begituan
Justru belum pernah, mari kita coba
Huu enak di lu engga enak di gua. Sama pacar aja engga begitu. Ini
pacar bukan, masa minta
Sama pacar anda belum pernah pun mataku menganalisis buah dadanya
yang naik turun mengekor irama nafasnya.
Sama siapapun sahutnya sambil memblokir buah tersebut dengan
kutangnya.
Kalau pacaran ngapain aja ? tanyaku lagi seraya menyelipkan
tanganku ke Bhnya meremas dada.
Ah..tampiknya.
Ya kaya tadi jawabnya. Lalu ia kisah tentang pacarnya yang selalu
mohon bersetubuh dan ia tidak jarang kali menolaknya.
Kenapa engga mau
Habis dia engga inginkan nikahin. Udah punya isteri
Oooh. Milih pacar udah punya isteri
Habisnya saya suka
Obrolan berpindah tentang pekerjaannya. Katanya, kerjanya berat,
hari liburpun mesti masuk, namun gajinya tak sesuai.
Cariin kerjaan dong Mas
Agak sulit sekarang. Kecuali
Kecuali apa ?
Kecuali bila kamu inginkan kasih tersebut kamu
Weee sory aja ya fina selesai menggunakan kembali kemejanya.
Susah bila begitu
Pulang yuk, Mas ajaknya setelah apik kembali.
Sebentar dong Aku masih bugil.
Cepet pakaian, Mama suka nanyain bila kesorean
Kapan ke sini lagi Aku masih penasaran pengin meniduri fina .
Gimana nanti aja
Saya telepon ya
Jangan. Nanti Boss marah. Biar saya yang nelepon Mas Setidaknya
aku masih punya harapan guna menidurinya.fina mohon diturunkan di
pertigaan Gegerkalong. Sebelumnya kuselipkan uang.
Buat jajan
Ma kasih
Cerita Dewasa Harihari berikutnya siasia saja aku menantikan
telepon fina . Aku diciptakan penasaran sama cewe satu ini.
Ingin aku meneleponnnya ke Restoran itu. Tapi aku khawatir bila ia
kena marah Bossnya, lalu enggan lagi menemuiku, maka lepaslah buruanku.
Memangdiperlukan kesabaran bila kita mengejar cewek. Sampai sebuah hari, 6 hari
sesudah di hotel GE tersebut fina menelepon ke kantor pagi jam 10.00. Minggu
ini gilirannya kerja sore.
Ini dia peluang tiba. Dia mohon saya menantikan di depan NHI pukul
11.00.
Singkat cerita, jadilah aku bawa fina kali ini ke Hotel LGI, masih
di Jalan Setiabudi. Agak berbahaya sebenarnya ke hotel ini, karena tak terdapat
garasi khusus laksana di GE. Tapi fina enggan lagi ke GE, tanpa
menuliskan alasannya. Aku nekat saja, daripada engga bisa fina.
Aku melulu punya masa-masa 2.5 jam, soalnya fina mesti hingga ke lokasi kerja
pukul 15 tepat.
Kembali aku mulai menciumi dan membuka kancing kemeja seragamnya
sesampai kami di dalam kamar. Kali ini tak terdapat perlawanan, dengan gampang
aku membuka kemeja dan lantas BHnya. Selesai mengeksplorasi sepasang buah yang
menggiurkan itu, kubaringkan fina ke lokasi tidur. Waktu aku menelanjangi diri,
fina bahkan
melepas roknya sendiri dan melipatnya dengan rapi. Maklum,
berakhir ini ia langsung kerja. Dengan berbugil, kutindih tubuh mulus fina yang
melulu berCD itu. Kelaminku kuletakkan tepat diselangkangannya, kemudian
kugoyang.
Sementara mulutku tak lepas dari puting mungil merah jambu yang
sudah mengeras itu. Kali ini aku mesti dapat menembus vaginanya. Kutelusuri
nyaris seluruh permukaan kulit mulus itu. Penisku telah tegang maksimum.
Tibalah saatnya, kutarik celananya, namun fina masih menahannya. Dengan tidak
banyak paksaan, CD tersebut akhirnya lepas juga. Hatiku bersorak. Aku tentu dapat
kali ini.
Bukan main ! Vagina tersebut menunjukkan keremajaan fina.
Permukaannya bersih, melulu sangat tidak banyak ditumbuhi bulubulu halus. Oh
fina bahkan jembutmupun belum tumbuh ! Kuusap permukaan vaginanya, kusentuhkan
jariku ke pintunya yang ternyata membasah. Lalu, seraya menyentuh kelentit yang
tak begitu kelihatan (karena begitu kecilnya) , ujung jariku hingga ke pintu
vaginanya. Spontan fina memblokir pahanya dan unik tanganku. Okey, aku kemudian
menindihnya lagi.
Kugesekkan kepala penisku ke pintu itu, kemudian dengan perlahan
kudorong.
Ah teriaknya kecil seraya pantatnya digeser mundur.
Jangan dimasukin Mas
Engga.. engga hanya digesergeser aja Ditengah gesekan, pulang aku
jajaki menusuk. Lagilagi fina mundur.
Jangan ! Sakit katanya seraya cemberut kemudian bangkit
mencaricari CDnya. Wah gawat nih bila dia
ngambek, dapat gagal lagi aku.
Iya iya deh, saya engga masukin kataku sambil membalikkan posisi
terlentangnya. Kubuka pahanya
lagi,
kutempelkan
lagi penisku dan kugesergeser naik turun, dan kadangkadang tidak banyak
menekan. Sebenarnya, pada posisi menekan tersebut kepala peniskutelah masuk,
melulu kalau aku tekan lagi kontan fina bakal mundur kesakitan sambil
menakut-nakuti akan udahan. Terpaksalah aku melulu menikmati gesekan pada
kepala penisku, namun lamalama keteganganku naik juga, terdapat rasa geli-geli
juga, terdapat rasa melayang juga, dan aku ejakulasi di perut fina sambil
memegang erat tubuhnya eraterat.
Apa
boleh buat, masing-masing aku mulai menusuk fina tidak jarang kali menghindar.
Bagaimanapun terdapat kemajuan, fina sudah mau berbugil dan melayaniku hingga
ejakulasi meski kelaminku tak hingga masuk ke dalam,melulu di permukaan mulut
vaginanya. Dia enggan kehilangan keperawanannya. Dari percakapan setelah itu,
terungkap
bahwa
fina tetap inginkan melayaniku asal dengan teknik seperti itu, dan ternyata ia
memerlukan uang jajan untuk ekstra gajinya yang tak mencukupi.
Tentu
saja aku tidak cukup puas, mauku ya hingga tuntas, hubungan kelamin. Jadi,
masa-masa fina meneleponku lagi sejumlah hari sesudahnya, akupunmohon syarat :
penisku mesti masuk tuntas. fina tetap tak mau, akupunmenampik ajakannya.
Sayang memang menampik tubuh remaja ranum yang mulus itu. Sampai kirakira
sebulan sesudah pertemuan kedua di LGI itu, fina menelepon lagi
Boleh,
asal fina inginkan sampai tuntas jawabku atas ajakannya guna bertemu lagi.
Sebenarnya,
dengan teknik ejakulasi laksana sebelumnya akupun mau. Tubuh ranumnya membuatku
kangen.
Seperti
biasa aja, Mas
Engga
inginkan ah Aku tahan harga.
Kan
pokoknya Mas dapat keluar
Iya
namun beda, dong
Beda
apanya
Lebih
nikmat bila tuntas
Tolong,
dong Mas, engga punya fulus nih
Akhirnya
akupun mengalah, daripada tak terdapat sasaran sama sekali, sekaligus dapat
menolong fina dan memang aku rindu tubuh mulusnya !
Di
tengah perjalanan mengarah ke Setiabudi, fina nyeletukJangan ke sana lagi, Mas
Lho,
mengapa ?
Yaa
pokoknya tidak boleh deh
Atau
ke GE aja
Jangan
juga
Kenapa
sih ?
Saya
engga inginkan dua kali di lokasi yang sama, fobia ketahuanketerangan yang
masuk akal.
Aku
beranggapan keras, kemana ? Oh ya. Kuputar mobilku 180 derajat, ke arah bawah,
ke area Dago, di hotel BD. Di hotel ini melulu ada satu kamar yang aman dan
nyaman, sangat depan letaknya. Mudahmudahan saja tidak sedang digunakan oleh
semua peselingkuh lain. Kamar ini occupancy ratenya dapat di atas 100 % !
Setelah pelayan memblokir rolling door, baru fina berani turun dari mobil.
Masuk kamar, langsung kukunci dan fina kusergap.
Entar
dulu, nanti terdapat yang masuk, lho Memang, seringkali pelayan akan
mengirimkan handuk, sabun, air minum, dan kuitansi.
Udah
dikunci
Sambil
duduk, kamipun berciuman. Telepon berdering. Aku melepas. Resepsionis
menanyakan apakah aku inginkan bermalam atau melulu istirahat saja. Tarif tidur
75% dari tarif semalam, aku dapat memakai sekitar 4 jam.
Penisku
sudah tegang, maklum telah 3 hari aku tak menggunakannya. Sambil mendekat fina,
kubuka resleting celanaku, kukeluarkan isinya. Kudekatkan ke muka fina yang
masih duduk di kursi, digenggam sebentar, lantas dieluselus. Tibatiba
ditariknya kontolku menghampiri sampai aku nyaris hilang keseimbangan, dan
langsung dimasukkan ke mulutnya ! Kejutan ! Dari dua kali pertemuan sebelumnya,
berkalikali aku mohon fina untuk mengerjakan oralsexnamun tak pernah mau.
Sekarang, tanpa diminta dia justeru melahap. Kelihatan fina belum kawakan
melakukan oral, gerakannya paling sederhana. Tapi aku meremmelek juga.
Baru
sejumlah kali kuluman, pintu diketuk. Buruburu fina melepas penisku dan aku
menyimpannya kembali.
Pelayan
membawakan barangbarang yang aku bilang tadi, aku membayar, pintu kukunci lagi,
dan kontol kukeluarkan lagi.
Udah
ah kata fina menolak. Anak ini aneh, tanpa diminta ia mengulum, giliran aku
mau, ia menolak. Waktu kusodorkan lagi penisku kemulutnya, fina justeru berdiri
dan menciumku. Sambil bermain lidah kupereteli pakaiannya satu persatu hingga
telanjang bulat, kemudian kutuntun ke kasur. Aku cepat cepat berbugil.
Kutindih
tubuh ranum itu, sedangkan mulutku mencari lehernya, kemudian turun ke belahan
dadanya, terus bergerak ke buah dada kanan, dan selesai dengan jilatan lidah
pada puting kecil merah jambu itu.
Beberapa
saat lantas puting tersebut mulai menonjol dan mengeras.
Sambil
mengemoti puting, tanganku bergerak merayapi pinggangnya dan terus ke bawah ke
pahanya, kemudian keselang kangan. Permukaan vagina yang baru tumbuhtidak
banyak rambut halus tersebut kutelusuri dengan tangan.
Kemudian,
perlahan jariku menyentuh kelentit (yang pun kecil) dan ke bawahtidak banyak
sampai ke pintu vagina yang ternyata telah basah. Ketika jariku mulai menginjak
pintu, fina langsung menggeser pantatnya seraya menutupkan kakinya.
Kutarik
tanganku dan hingga ke dada kiri, kuremas buah kenyal itu, sedangkan mulutku
belum lepas dari dada kanannya. Lutut kuselipkan diantara pahanyasampai-sampai
pahanya pulang membuka. Fungsi tangan yang tadi aku ganti dengan kontol.
Kutindih selangkangannya dengan penisku yang telah keras maksimum. Seperti yang
sudahsudah aku melulu mengosokkan kepala penisku ke pintu vaginanya seraya
sesekali mengupayakan masuk.
Lagilagi
fina unik pinggulnya menghindar.Aku telah tak tahan, nafsuku telah sampai
puncak, hendak masuk sekarang pun ! Aku mencungkil buah dadanya dan bangkit.
Dengan bertumpu pada lututku, kubuka paha fina lebih lebar, kemudian
kutempatkan lagi
penisku
ke lubang vaginanya dan kudorong. Lagilagi fina menghindar.
Enggaengga,
saya engga masukin, hanya kepalanya aja laksana kemarin katakuseraya terengah
sebab nafsu yang memuncak. Setelah kepalaku masuk, kurebahkan tubuhku, dan
kugoyang pantatku maju mundur. Tentu saja goyangan pendek, karena penisku hanya
di dekat pintu vagina saja.
Ah,
bila begini terus apa enaknya. Aku nekat. Bangkit lagi bertumpu pada lutut,
kutusuk vagina fina kuatkuat.
Aahh,
kasar begitu sih
Sory
fin, berakhir engga tahan
Dengan
lebih pelan namun dengan kekuatan yang sama, pulang aku menusuk. Bless Kepala
penisku masuk.
Kelihatannya
masuknya kepala penisku ini laksana pertemuan kedua minggu lalu,namun
jepitannya terasa lebih erat, janganjangan telah masuk nih. Aku mengecek ke
bawah, kepala tersebut sudah hilang ditelan vagina fina, diujung pintu itu melulu
nampak leher kelaminku. Mungkinkah aku sudah menjebol perawannya ? Tapi
mana
darahnya ? Lagi pula fina tak mengelak seperti biasanya. Pembaca, dalamsituasi
begini jelas tak terdapat hal beda yang dapat kulakukan di samping terus
menusuk ! Tapi mentok. Seakan tak terdapat lubang lagi di dalam
sana.
Akupun unik pelanpelan penisku untuk lantas mulai mengocok, perlahan.
Eeeefffff
fina melenguh seraya mengatubkan bibirnya. Mungkin dia mulai merasakan kocokan
pelanku.
Setelah
sejumlah kali kocokan, dengan masih bertumpu pada lututku, aku mulai menusuk
lagi. Kali ini dengan tenaga penuh. Bleeessss kulirik ke bawah,setengah
kontolku telah tenggelam ! Kontolku benarbenar
terjepit
powerful ! Tapi masih belum terdapat darah. Ah, peduli amat dengan darah, yang
urgen nikmat! Aku mulai mengocok lagi. Jelas kali ini lebih nikmat, sebab
gesekan dinding vagina fina terasa lebih panjang dikontolku. fina kulihat
memalingkan wajahnya ke kanan seraya menggigit jarinya. Aku rasa ia pun
menikmati
kocokanku.
Sambil mengocok pelan, secara bertahap aku memperdalam cakupan penisku ke dalam
vagina fina sampai semua batang kontolku berakhir ditelan. Hatiku bersorak.
Akhirnya,
Aku sukses juga menyetubuhi remaja ranum ini. Aku benar - benar bersangkutan
kelamin kini !
Ooohhhh
Betapa nikmatnya vagina perawan si remaja ranum ini. Syarafsyaraf disemua
permukaan penisku merasakan genggaman dindingdinding vaginanya. Berbeda dengan
wanitawanita yang pernah kutiduri sebelumnya, vagina merekalazimnya tak
terdapat remnya sampai-sampai agak sulit penisku mencaricari gesekan
meskipun
dengan sekian banyak macam gaya. Si
ranum ini lain. Jepitan dinding vaginanya begitu pakem walaupun aku dengan gaya
standar. Aku belum butuh mempercepat
kocokanku.
Dengan kocokan pelan, gesekan vaginanya dapat lebih kunikmati. Terlalu sayang
guna dilewatkan.
Masalahnya
hanya dalam urusan mengocok aku menyenangi variasi, baik kecepatan maupun gaya.
Aaau
tersiar jeritan kecil fina saat Aku mulai mengolah kocokan dengan memutar.
Lalu
pulang ke gaya semula, mengocok perlahan.
Jangan
keluarin di..dalam ya Mas kata fina tersendat saat aku mulai mempercepat
kocokanku. Entah sebab aku mempercepat kocokan atau sebab pengaruh ucapan fina
mengenai keluarin, seketika aku merasa geli geli nyaris ke puncak.
Akupun
pulang memperlambat. Tapi rasa ke puncak tak berkurang juga. Mungkin saatnya
memang nyaris tiba. Kocokan kupercepat lagi.
Maaaassss
kali ini teriakannya agak keras. Aku tak peduli, ketika puncak telah dekat,
malah makin kupercepat.
Aku
melayang-layang, dan sedetik sebelum puncak kucabut kontolku dari vagina fina.
Aaauufffffff
sekarang fina benar benar teriak. Aku rebah di tubuh fina, dan sroottt sroottt
sroottt.
Kutumpahkan
maniku di perut fina. Aku masih merasa terbang. Terbang nikmat
Menitmenit
berikutnya aku masih tak berkutik di atas tubuh fina. Kulirik ke bawah, tidak
sedikit juga aku menyemprotkan mani. Kontolku masih agak tegang terjepit salah
satu perut kami, pun basah. Basahnya yang menciptakan aku heran, mengapa basah
melulu oleh cairan jernih agak putih, tak terdapat warna merah. Penasaran aku
bergeser
mengecek vagina fina dan sprei di bawahnya. Basah yang sama, takterdapat warna
merah. Dari jepitan dan genggaman vagina, lantas ada rasa mentok masa-masa tadi
masuk, aku yakin tadi telah menjebol perawan fina. Kenyataannya lain. Seseorang
sudah mendahuluiku. Seseorang sudah memecahkan selaput dara
fina.
Aku jadi berang.
Siapa
dan kapan tanyaku menyelidik.
Apanya
Ayolah
terus cerah aja fin
Emang
lain gitu ?
Jelas
lain dong sebenarnya, aku tak menikmati perbedaan jepitan tadi dengansaat aku
memerawani seseorang 5 tahun yang lalu.
Siapa
fin ?
Apa
bedanya ? justeru balik bertanya.
Walaupun
sedikit, punyamu mestinya berdarah kataku. fina diam saja. Agak lama, kemudian
Sama
pacar saya kesudahannya ia mangak.
Kapan ?
Seminggu
yang lalu
Kenapa
engga dikasih ke saya fina tak menjawab.
Perawannya
diserahkan ke siapa saja tersebut hak fina, hanya aku kecewa berat. Terlambat.
Kehilangan peluang emas yang sudah lama aku inginkan. Coba aku dulu engga
ngambek enggan menghubungi fina, aku dapat mendapatkannya. Cuma selisih satu
minggu. Bagaimana tak kecewa ?
Beberapa
menit lantas fina bangkit mengarah ke kamar mandi dengan masih bugil.
Kuperhatikan sosok tubuh
mulus
tersebut dari belakang. Sungguh tubuh yang menggairahkan, sayang akutidak
berhasil sebagai orang kesatu yang
merasakan tubuh ranum itu.
CERITA
DEWASA - Keluar dari kamar mandi dengan melulu berbalut handuk putih, fina
kelihatan segar. Ukuran handuk hotel BD ini kecil, sehingga melulu sanggup
menutupi separoh dadanya sedangkan di unsur bawah melulu pas menutupi vagina.
Sepasang paha mulus tersebut terbuka penuh. Belahan dada segar tersebut tampak
saat ia memunguti CD dan
Bhnya.
Memperhatikan
gerakangerakan tubuhnya sewaktu menggunakan celana dalam dan kutangnya
menciptakan aku terangsang lagi. Kulihat jam, masih terdapat waktuselama 40 menit.
Dengan masih berbugil segera kupeluk fina yang baru
selesai
mengenakan kutang dari belakang. Kuciumi leher belakangnya dan kuremas dadanya.
Sekali
lagi ya fin
Eeh
Mas saya kan mesti kerja
Masih
ada masa-masa kataku seraya sambil menggosokkan kelaminku ke pantatnya.
Nanti
telat Mas
Engga
sebentar aja
Kulepaskan
pulang Bhnya, kemudian kuputar tubuhnya dan dadanya kusergap. fina tak menolak,
mungkin sebab tadi merasa bersalah. Cdnya kupelorotkan,kemudian kubimbing
pulang ke kasur. Aku menidih. Aku menggoyang.
Aku
masuk. Aku mengocok, berputar, menggoyang kemudian mencabut. Aku hendak posisi
lain.
Aku
rebah terlentang. fina nurut saja saat kusuruh menempati badanku, memasukkan
kelaminku ke vaginanya. Dengan posisi jongkok menghadapku fina turun naik
sedangkan aku memegang erat kedua buah kembarnya.
Aaahhhh
sakit Mas Katanya sambil berkeinginan mencabut. Aku buru buru mengurangi
pinggulnya ke bawah supaya
nancap
lagi.
Goyang
fin fina menggoyang.
Engga
enak sakit Saya di bawah aja Mas
Kutarik
badan fina rebah di tubuhku. Tanganku mendekap erat. Aku hendak berganti posisi
tanpa mencabut.
Dengan
tubuh menyatu, kami berguling. Pompaan kupercepat.
Jangan
telat nyabutnya ya
Dan
aku terbang di awan.
Persis
pukul 15 tidak cukup tujuh menit fina kuturunkan di depan restoran. Dengan
bergegas fina masuk
Harihari
berikutnya hubungan kami berlanjut. Nomor telepon rumahnya telah di tanganku,
hanya aku mesti
Hati
hati bila kebetulan Mamanya yang angkat telepon. fina tetap tak mau ditelepon
ke lokasi kerjanya.
Kalau
adikku sedang nakal, aku meneleponnya, sebaliknya bila fina perlu tambahan duit
jajan, dia menelponku.
Sesekali
aku melulu memberi duit tanpa meminta pelayanannya. Kalau aku hendak keluar di
dalam, kugunakan kondom untuk mengawal halhal yang tak kuinginkan.
Kini,
empat tahun kemudian, kami telah jarang ketemu. Pertemuan terakhir kirakira 5
bulan kemudian fina tidak banyak kurus. Kekenyalan buah dadanya berkurang. fina
masih sendiri, masih tinggal bareng mamanya
0 komentar: