DEWA SEKS PERJAKA - Kehilangan Perjakaku Di Ambil Pacar Temanku Yang Pandai Bergoyang-goyang
DEWA SEKS PERJAKA - Sebut saja nama saya Putra. Sudah
menikah dan punya 1 orang anak. Saya bermukim diwilayah yang masuk sebagai
distrik Bogor namun saya bekerja di Jakarta. Sebelum saya mengisahkan pengalaman-pengalaman yang pernah saya alami, saya mohon maaf kalau teknik saya bercerita tidak begitu bagus sebab saya memang bukan penulis.
Awalnya ialah ketika saya kuliah di
Bandung dan jauh dari orangtua. Karena jauh dari ortu maka saya beranggapan inilah kesempatan untuk saya untuk mengupayakan pengalaman-pengalaman baru
terutama pasti saja soal seks. Dari info2 yang saya terima dari teman-teman
yang berpengalaman, saya tau tidak sedikit hal-hal yang sehubungan dengan
seks. Penyewaan LD porno ( waktu tersebut belum jaman VCD hehehe ), majalah,
stensilan, tempat wanita yang dapat diajak gituan, lokasi jual obat kuat,
obat tidur, perangkat kontrasepsi ( kalo ini mah dimana2 juga tidak sedikit ). Kalo soal gaya dan posisi2 seks tersebut sih belajarnya dari film. Saya
sendiri masih perjaka saat tersebut dan telah sangat hendak melepaskan
keperjakaan saya ( hehehe… ). Sayangnya sesudah kuliah 1 semester, saya belum
bisa pacar juga. Maklum kampus saya ialah kampus kiat ternama yang 90%
isinya cowok jadi ya persaingannya ketat. Saya sendiri bukan tergolong cowok
yang beruntung alias gak kebagian cewek sekampus bahkan ya tersebut tadi tidak
punya pacar. Padahal saya udah dapat tidak sedikit “ilmu” dari teman-teman
saya khususnya dari Andreas, rekan kosku yang telah ambil tugas akhir. Dia
kuliahnya lain jurusan namun masih sekampus. Saya bahkan telah diajari
olehnya bagaimana teknik bisa bersangkutan seks dengan pacar anda tanpa
memaksanya meski tadinya dia tidak mau. Ajaran tersebut tidak ajaib-ajaib
amat sebab modalnya hanya obat istirahat atau obat perangsang tergantung
situasinya. Trik yang riskan memang namun kagak dapat juga dipraktekin pun ( sebab kejombloanku tersebut ). Namun kesudahannya berkat trik itu, aku
memang dapat melepaskan kerperjakaanku namun rupanya trik tersebut menjadi
senjata santap tuan. Berkat trik dari Andreas tersebut aku sukses menyetubuhi
Fransiska, pacar Andreas sendiri, dan sampai sekarang Andreas tidak mengetahuinya.
Itupun bukan aku yang mengerjakan trik itu tapi Rico, anak kost satu lagi
rekan kita berdua, dan aku hanya kecipratan “getah” enaknya saja.
Ceritanya Andreas itu gemar sekali gonta-ganti pacar dan kelihatannya setiap pacarnya tentu pernah dia setubuhi.
Di tahun terakhir kuliahnya dia punya pacar serius, namanya Fransiska. Dibilang
serius sebab kata Andreas dengan Fransiska berikut dia hendak menikah. Di mata Andreas, Fransiska ialah cewek yang sempurna. Kalau dari sisi fisik, Fransiska memang
seksi, cantik, putih dan montok. Payudaranya cukup menantang dengan pinggul
dan perut yang ramping. Rambut panjang dengan wajah yang menawan. Fransiska sering
berangjangsana ke kamar kost Andreas. Entah datang sendiri atau datang bareng Andreas. Mungkin Andreas meenjemputnya terlebih dahulu sebab Fransiska kuliah di
universitas yang berbeda. Rasanya masing-masing kali Fransiska datang berkunjung,
mereka tidak jarang kali “main” dalam kamar Andreas. Itu ditandai dari suara
rintihan Fransiska yang tidak jarang terdengar saat sedang disetubuhi oleh Andreas.
Meski masing-masing kamar kost di lokasi tinggal itu lumayan besar namun tetap saja terdapat suara yang terdengar saat mereka sedang bersetubuh. Malah
terkadang terdapat suara jeritan dari Fransiska saat dia menjangkau puncak
kenikmatannya. Biasanya setelah tersebut kegaduhan mereka selesai dan itu
dengan kata lain mereka telah berlalu atau sudah tertidur. Tapi andai Andreas hasratnya sedang menggebu-gebu maka dia bakal menyetubuhi Fransiska terus
menerus laksana kuda binal sepanjang siang atau sepanjang malam tergantung
masa-masa kedatangan Fransiska. Ini ditandai dengan suara rintihan Fransiska yang
terjadi berulang-ulang dan terus menerus dari arah kamar Andreas. Tidak jarang Fransiska hingga bermalam di kamar Andreas walau tidak pernah hingga berhari-hari.
Demikianlah, Andreas si raja sesat, begitu kami menyebutnya dan pekerjaan birahinya dengan Fransiska. Kami dua anak kost yang beda hanya dapat maklum dan
mencemburui “keberuntungan” Andreas. Oh ya di lokasi tinggal itu melulu ada 3
kamar kost yang dipenuhi oleh Andreas, Rico dan aku. Rico pun sudah punya
pacar namun pacarnya tersebut sangat alim sampai-sampai menolak mengerjakan hal-hal yang “aneh-aneh”. Tapi Rico pun sudah tidak perjaka. Dia mengerjakan seks kesatu kali semenjak SMA dan di tahun-tahun mula kuliah juga dia punya
pacar di kota asalnya Jakarta dimana mereka tidak jarang kali bercinta
masing-masing kali bertemu. Hubungan mereka akhirnya terdampar setelah
pacarnya tersebut selingkuh dan punya cowok lain. Rico pun berasal dari
kampus yang sama dengan kami dan dia satu tahun belakangan masuk kuliahnya
dari Andreas. Jadi mereka berdua ialah seniorku walau dua-duanya lain jurusan
dari aku. Baik Andreas, Fransiska dan Rico ketiganya berasal dari Jakarta.
Hari tersebut Andreas menggarap tugasnya di kampus hingga malam sedang aku dan Rico asik membual saja di
depan kamar masing-masing. Pukul 8 malam, Fransiska datang dan menyapa kami. Rico menuliskan bahwa Andreas masih di kampus dan bisa jadi akan kembali tengah
malam. Mendengar tersebut Fransiska menuliskan akan menantikan di kamar Andreas saja. Mungkin Andreas belum memberitahunya sampai-sampai Fransiska datang “terlalu
cepat”. Jaman tersebut komunikasi belum selancar sekarang sebab belum
jamannya HP maupun pager. Fransiska juga masuk ke dalam kamar Andreas dan
menantikan pacarnya tersebut pulang. Fransiska memang punya kunci cadangan Andreas sampai-sampai leluasa keluar-masuk kamarnya. Dan tersebut sering dilakukannya
lagipula saat-saat tersebut ketika Andreas sibuk menggarap proyek tugas
kesudahannya di kampus. Hal ini sebetulnya tidak dibolehkan oleh ibu kost
kami namun ibu kost kami tidak mengetahuinya. Ibu kost sebenarnya tidak
mengizinkan kami membawa tamu wanita tapi dia tidak pernah mengontrol
pekerjaan kami di kamar masing-masing. Ketiga kamar kost kami terdapat diatas
dan mempunyai pintu belakang yang tidak dapat dilihat dari arah lokasi tinggal utama dimana family ibu kost tinggal.
Sejam kemudian, pukul 9 malam, aku dan Rico masuk kamar setiap dan mengerjakan kegiatannya sendiri-sendiri. Sekitar
pukul 10 malam aku turun kebawah maksudnya hendak mengambil air panas untuk
menciptakan susu. Ketika aku di dapur aku mendengar ibu dan bapak kost sedang
terdapat tamu. Aku dapat mendengar pembicaraan mereka. Dari percakapan yang
kudengar kelihatannya tamu tersebut ialah bapak dan ibunya Andreas. Wah gimana
ini, pikirku. Mereka tentu akan naik ke kamar Andreas dan bila sampai
memergoki Fransiska didalamnya, dapat gawat urusannya. Aku tidak jadi memungut air
panas dan segera keatas dan beranggapan untuk memberitahu Rico. Biar dia yang
memberitahu Fransiska sebab dia lebih senior dari aku dan dia yang lebih mengenal Andreas serta Fransiska. Aku mengetuk kamar Rico dan begitu dia membuka pintu aku
segera memberitahu situasinya. Dia beranggapan sebentar. Kemudian dia bukannya
terbit untuk memberitahu Fransiska, justeru masuk pulang ke kamarnya. “Tunggu
sebentar”, katanya. “Wah, gimana sih, kok justeru masuk lagi”, kataku.
“Sebentar sis”, katanya lagi dari dalam kamarnya. Rasanya agak lama pun aku
menantikan sampai kesudahannya dia terbit sambil nyengir. “Ngapain bos?”,
tanyaku. “Ah enggak ga apa-apa”, jawabnya. Kita ke kamar Andreas kemudian Rico juga mengetuknya. Tidak langsung dimulai sehingga Rico mesti mengetuknya
lagi. Sementara tersebut di ujung bawah tangga telah terdengar suara
percakapan. Dari suaranya, aku segera tahu bahwa itu ialah suara bapak-ibunya Andreas dan bapak kost kami. Gawat, ini benar-benar gawat. Aku dan Rico saling
berpandang-pandangan dengan panik. “Ri, do something, lo kesana cegat mereka!”,
kata Rico. “Trus ngapain?”, tanyaku kebingungan. “Ngapain kek, ajak ngobrol
kek, yang urgen mereka tidak boleh naik dulu. Udah kesono cepetan”,
perintahnya. Maka akupun berlari turun berpura-pura mau memungut air panas dan
dibawah diujung tangga aku bertemu mereka. Aku memang sukses menahan mereka
sejumlah saat. Aku beritahu bahwa Andreas masih di kampus menggarap tugas
sampai-sampai bapak kost darurat balik ke depan untuk memungut kunci
cadangan. Sambil menantikan bapak kost, aku bercerita bahwa Andreas sedang
sibuk sebab tugas akhir yang dikerjakannya. Setelah bapak kost pulang dengan
kunci cadangan, aku tidak dapat menahan mereka lebih lama sebab mereka memang
hendak segera naik. Aku pun tidak hendak menimbulkan ketidakpercayaan dengan menghalang-halangi mereka naik.
Di bawah segera sesudah aku memenuhi termos kecilku akupun naik pulang ke atas. Di atas aku lihat bapak kost baru
saja membuka pintu kamar Andreas dan menyilahkan kedua orang tua Andreas guna masuk. “Hufff….sukurlah”, pikirku, “situasinya telah terselamatkan. Hampir
saja”. “Eh namun kemana mba Fransiska ya?”. Tidak barangkali dia terbit lewat
pintu belakang sebab aku tidak mendengar suara pintu belakang dibuka. Apalagi
pintu belakang telah digrendel. Setiap jam 9 malam, pintu belakang tentu di
grendel sama orang rumah. Disamping tersebut dari arah ujung tangga bawah
siapapun yang terbit masuk lewat pintu belakang tentu akan tampak oleh orang
tua Andreas dan bapak kost. Jadi kemana mba Fransiska ya?.
Pintu kamar Andreas telah diblokir dan
aku mendengar suara orangtua Andreas yang entah mengomentari apa dalam kamar
anak mereka. Aku pun tidak menyaksikan Rico. Apa mba Fransiska ngumpet di kamar Rico? Yah tentu begitu, pikirku. Cuma tersebut kemungkinan yang sangat baik
dan sangat masuk akal. Begitulah analisaku. Aku segera mengejar jawabannya
sebab Rico terbit dari kamarnya menemuiku yang masih sibuk meneliti keadaan. Dia merangkulku dan membawaku agak menjauh. Dia berkata padaku dengan
suara pelan hampir berbisik.
“sis, lo tidak boleh bilang Andreas ya
kalo Fransiska kesini malam ini?”, katanya.
“Loh, kenapa?”, tanyaku heran.
“Pokoknya tidak boleh deh”, katanya
lagi tersenyum nakal.
“Iya namun kenapa? Emangnya terdapat apa?”, tanyaku lagi masih tidak mengerti.
“Gini aja deh. Lo tidak boleh bilang Andreas dan gue janji 1 atau 2 jam lagi lo bakal dapat kejutan istimewa”.
“Kejutan apaan sih? Gak ngerti ah!”,
kataku lagi. Dalam hati rasanya aku mulai memahami akan rencana “busuk” Rico namun aku masih belum yakin. Apakah dia akan…..? Ah tidak, tidak mungkin. Rico dan Andreas berteman baik, tidak barangkali Rico hingga tega melakukannya.
Tapi bila soal hal nafsu, siapa yang tahu. Ah sudahlah aku ikuti saja
keinginan Rico dan menantikan perkembangannya.
Kami berdua masuk kamar dan sebelum
masuk kamar Rico mengedipkan matanya padaku. Aku menantikan dengan
berdebar-debar dalam kamar. Apakah mereka bakal melakukannya? Apakah Fransiska inginkan mengkhianati Andreas? Semudah itu? Dan bagaimana caranya? Lalu
sesudah mereka berlalu maka benarkah setelah tersebut giliranku supaya aku
tutup mulut. Begitukah? Wah…kalau benar begitu maka berikut malam dimana aku
kehilangan keperjakaanku. Bagaimana bila sampai Andreas tahu? Pikiran-pikiran
tersebut memenuhi otakku sambil menantikan dengan harap-harap horny.
Hehehehe…
Tidak hingga 1 jam rasanya aku
mendengar suara-suara “aneh” dari kamar Rico. Suaranya laksana suara rintihan
yang teredam. Aku mendengar terus dengan seksama. Yak, aku yakin tersebut suara Fransiska dan kelihatannya Rico sudah sukses menyetubuhinya. Aku mengenal
dengan baik suara rintihan Fransiska andai sedang disetubuhi oleh Andreas. Tapi kali
ini bukan Andreas yang melakukannya tapi rekan baiknya, Rico. Dan aku
tercebur dalam persekongkolan itu. Ada rasa bersalah terhadap Andreas namun nafsuku lebih menguasaiku. Ini pun sebagai pelajaran untuk Andreas yang suka
memamerkan pacarnya sama kami. Lagian kan dia pun yang mengajarkan sama anda bagaimana teknik mendapatkan cewek sampai menidurinya. Duh, aku tidak sabar
menantikan giliranku. Sudah 15 menit semenjak aku mendengar suara rintihan Fransiska dan kelihatannya suara rintihan tersebut sudah hilang. Apakah mereka
telah selesai? Bagaimana bila mereka tertidur? Wah…bisa-bisa aku gak
“kebagian”.
Karena mendapat benak seperti itu,
aku segera bangkit dan terbit kamarku. Aku mengetuk kamar Rico dengan pelan.
Tak lama aku dengar suara Rico dari dalam kamarnya. “Siapa?”, tanyanya pelan.
“Gue, Putra”, jawabku pun dengan pelan. Dia membuka pintunya tidak banyak dan
aku lihat wajahnya yang walau agak memerah namun tersenyum sumringah. “Udah
gak sabaran lu ye?”, katanya seraya membuka pintu lebar menyilahkan aku masuk.
Ternyata Rico bertelanjang bulat dan tidak mengenakan apapun di tubuhnya.
Badannya sarat keringat dan kontolnya masih basah yang walau sudah agak
melemas namun masih tampak tegang. Namun yang paling unik perhatianku ialah pemandangan yang tersaji di atas ranjang Rico. Seorang mahluk cantik yang
paling seksi bertelanjang bulat dengan tubuh putihnya nan estetis penuh
dengan keringat yang memantulkan cahaya kamar sehingga menunjukkan erotisme
yang luar biasa. Tubuh estetis itu tentu mengundang birahi setiap pria normal yang memandangnya.
Fransiska tersenyum agak malu melihatku.
Dia merubah posisinya yang awalnya telentang lalu lantas melipat kakinya
memblokir veggynya. Dia juga berjuang menutup payudaranya dengan tangannya.
Aku masih terdiam dan melongo. Beberapa kali aku menelan ludah menonton keindahan tubuhnya. Tingkahku tersebut mungkin menciptakan Fransiska menjadi
grogi. “Hey…kenapa bengong? Baru kesatu lihat cewek telanjang ya?”, katanya
lagi seraya cekikikan. Rico lantas mendorongku, “Udah situ…ambil jatah lo,
tersebut adik lo udah bangun tuh”. Rico dan Fransiska tertawa menonton tonjolan
dalam celana pendekku. Kontolku memang telah berdiri semenjak tadi dan
menciptakan celana pendekku tampak menonjol. Aku memang tidak mengenakan
celana dalam dan melulu mengenakan celana pendek beserta kaos oblong. Rico lantas duduk di kursi dalam kamarnya. Akupun duduk di ranjang Rico tidak tahu
mesti bagaimana. Fransiska lantas bangkit dari lokasi tidur. “Sebentar ya, aku ke
kamar mandi dulu. Sperma Rico tidak sedikit banget nih”, katanya. Sewaktu Fransiska bangkit dan berlangsung ke kamar mandi memang dari dalam veggy Fransiska bercucuran ke pahanya yang putih mulus tersebut cairan putih kental. Veggy Fransiska tampak agak melebar dengan warna kemerahan. Rico melulu tertawa kecil
saja menyaksikan hasil perbuatannya. Sewaktu Fransiska di kamar mandi, Rico memberi tanda acungan ibu jari padaku. Entah apa maksudnya. “Buka dong baju lo
semua”, kata Rico kemudian. Akupun menelanjangi diriku. Aku tidak perduli lagi
disitu terdapat Rico . Begitu aku unik turun celanaku, kontolku melenting
keatas. Hal itu disaksikan oleh Fransiska yang sedang melap veggynya. Dia tertawa,
“Duh…udah langsung gede gitu ya?”, katanya. Dengan tubuh indahnya yang
telanjang, Fransiska menghampiri kearahku. Saking tingginya hasratku, lututku
hingga gemetar dan aku laksana menggigil kedinginan.
Fransiska lantas mengambil lotion ditasnya
dan membalurkannya ke kontolku yang sudah paling keras. Rasanya nikmat
kontolku di gosok dengan tangan lentik Fransiska yang cantik itu. “Mil…gemukan ini
dari punya lo”, ujarnya seraya menatap Rico. Rico melulu tersenyum. “Gitu
ya?”, jawab Rico. “Kamu baring deh,” kata Fransiska kemudian. Akupun baring di
ranjang dan Fransiska lantas mengambil posisi guna memasukkan veggynya ke dalam
kontolku. Detik detik kehilangan keperjakaanku aku saksikan dengan cermat dan
dalam kesenangan yang senikmat-nikmatnya. Hehehehe….
Pelan-pelan dia menurunkan pantatnya
yang montok tersebut dan veggynya pelan-pelan menelan kontolku yang telah berdiri dengan kerasnya. Aku menyaksikan bagaimana bibir veggy Fransiska membuka
dan seolah menghisap kontolku masuk ke dalamnya. Expressi Fransiska pun mengagumkan. Dia menggigit bibir bawahnya dan tampak mengeden laksana orang
sedang buang air besar. Tubuhnya hingga gemetar saat melewati unsur tergemuk
dari kontolku. “Ehhhhgggg….duh gemuk amat sih nih burung”, katanya seraya mendesah. Setelah veggynya menelan berakhir kontolku, dia berhenti sejenak
memungut nafas.
“Kamu udah gak perjaka sekarang”,
katanya menggodaku.
“Iya mba, makasih ya”, jawabku sambil
menghirup bibirnya.
Dia juga mulai menggoyang pantatnya
naik turun. Uuuuuggghhhh….nikmat benarrr.. Jadi ini yang disebut kesenangan seks. Jauh lebih enak dari masturbasi. Pantesan tidak sedikit orang yang
ketagihan. Apalagi Fransiska paling piawai menggoyang pantatnya. Kadang di maju
mundurin. Kadang diputer kaya nguleg sambel. Tentu saja tanpa melupakan gerakan
naik turunnya yang erotis itu. Payudaranya ikut berayun mengekor irama
goyangannya. Secara insting, aku pun mengupayakan menghisap dan merangsangnya
di payudaranya. Ternyata Fransiska paling suka. Goyangannya kini diperbanyak dengan erangannya yang sangat memicu itu. Rintihan Fransiska yang sekitar ini aku
dengar sayup-sayup saja, sekarang aku dengar dengan paling jelas di
telingaku.
“Gimana rasanya?”,tanya Fransiska disela-sela goyangannya.
“Enak mba…enak banget”, jawabku.
“Kalau mau terbit bilang ya sayang”,
katanya tersenyum. Uh cantik benar dia. Cantiknya lain dari biasanya. Cantik
erotis. Aku telah tidak perduli lagi dia pacar temanku. Aku pun tidak perduli
terdapat Rico disitu. Aku melirik sesaat ke arah Rico. Aku lihat dia
menggosok-gosok kontolnya yang telah membesar lagi.
Mungkin sebab belum empiris atau
sebab goyangan Fransiska yang maut, aku telah sangat kendala menahan muntahan
spermaku. Baru 5 menit aku digoyang, aku telah tidak powerful lagi.
“Mba….aku….mau…ke…lu…arr…”. Fransiska segera menghentikan goyangannya dan menarik
keluar veggynya dari kontolku. Aku agak kecewa pun karena rasa nikmatnya
terputus namun ternyata Fransiska hendak menelan spermaku. Dia mengocok kontolku
dan menadahkan mulutnya dihadapan kontolku. Karena telah tidak tahan, akupun
memuncratkan spermaku. Banyak sekali yang keluar. Fransiska langsung mewadahi
muntahan spermaku tersebut dengan mulutnya. Dia lantas menelan sperma
sebanyak tersebut yang terdapat dimulutnya. Saking banyaknya hingga ada
sejumlah yang mengalir terbit dari mulutnya.
“Sperma perjaka biar tahan lama muda”, katanya seraya tersenyum. Aku tergeletak lemas sesudah gelombang
kenikmatan dampak muncratnya spermaku tuntas. Fransiska masih dalam posisi separuh menungging di hadapanku seraya memegangi kontolku yang mulai melemas saat Rico bangkit dari kursinya dan mendekati kami. Dia berkata, “Fransiska, anda masih
belum tuntas kan?”, tanyanya seraya memegangi kontolnya yang ternyata telah menegang kembali. “Huu..kamu tuh ya”, melulu itu komentar Fransiska seraya tersenyum menyaksikan kontol Rico yang menghadap kearahnya. Rico pun
memungut posisi di belakang Fransiska dan Fransiska yang telah tahu apa yang bakal terjadi tetap menjaga posisi separuh menunggingnya. Rico lantas mengusung pantat Fransiska agak tinggi dan menariknya kebelakang dengan agak kasar.
“Hey…pelan-pelan dong” ujar Fransiska separuh protes seraya tertawa. Namun tawa Fransiska segera berhenti dan pulang menjadi “Owwww….”, saat Rico menjebloskan
kontolnya ke dalam lubang kesenangan miliknya.
Rico juga segera memompa tubuh
estetis Fransiska dan merekapun mulai mengayuh kembali kesenangan ragawi bersama.
Aku yang sedang di hadapan mereka menyaksikan dengan jelas bagaimana ekspresi
keduanya. Fransiska dengan mulut terbuka, alis agak berkerut dan tubuh yang
terayun-ayun mengekor pompaan Rico. Mulutnya menerbitkan rintihan nikmat,
“ah…ah…ah….”. Melihat pemandangan laksana itu, akupun jadi terangsang lagi dan
kontolku yang tadinya telah lemas pelan-pelan mulai menegang kembali. Akupun
bangkit dan mencicil kan kontolku ke mulut Fransiska yang segera disambar oleh si
cantik itu. Kini kedua lubang atas bawahnya sudah terisi. Dibawah veggynya
digenjot oleh kontol Rico dan diatas mulutnya disumpal oleh kontolku.
Kontolku dikulum dan disedot oleh
mulut mungil Fransiska yang tidak henti-hentinya mendesah sebab dientot oleh Rico.
Karena entotan Rico itu, Fransiska jadi tidak fokus dalam menghisap milikku.
Terkadang dia menggantinya dengan kocokan tangan. Malah semakin lama saat entotan Rico semakin kencang, Fransiska melulu memegangi kontolku tanpa
diapa-apakan. Karena posisi kontolku yang begitu dekat dengan wajahnya maka
kontolku itu melulu menggesek-gesek pipinya saja. Karena nampaknya Fransiska kendala menangani dua kontol sekaligus maka akupun mengalah. Aku turun dari
ranjang dan duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Rico. Akupun menonton persetubuhan mereka yang semakin membara.
Entah berapa lama, barangkali sekitar
10 menitan, mereka kelihatannya akan menjangkau puncak kesenangan bersama.
Genjotan Rico semakin cepat sedangkan rintihan Fransiska pun semakin tidak
jarang dan keras terdengar. Sampai kesudahannya Rico dengan suara agak
tersengal berkata,”Siska…gue…udah….mo…nyampe…”. Mendengar tersebut Fransiska memutar-mutar pantatnya cepat sekali mengejar kesenangan yang hendak diperolehnya bersama. Sampai kesudahannya dalam sebuah hentakan yang keras Rico menenggelamkan kontolnya sedalam mungkin didalam veggy Fransiska . “Aaahh….”,
teriak mereka nyaris berbarengan. Tubuh Fransiska bergetar hebat dan wajahnya
menengadah dengan mata terpejam dan alis berkerut. Mulutnya tersingkap lebar
seraya memekik “Aahh…Aaaahh…” berkali-kali. Pantatnya didorong-dorongkan
kebelakang seolah hendak menelan berakhir seluruh kontol Rico yang masih
tersisa. Mereka mendapakan puncak kesenangan berbarengan dan urusan itu
dilangsungkan hampir sekitar 15 detik. Setelah tersebut mereka juga ambruk
bertindihan. Rico menarik keluar kontolnya lalu lantas berbaring telentang
disamping Fransiska yang masih tengkurap. Mereka berdua nampak tersengal-sengal dan
berjuang mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Fransiska lantas memutar badannya
baring menelentang.
Mereka berdua nampak kelelahan sebab tak lama lantas mereka tertidur. Aku yang masih merasa nanggung kemudian bangkit mendekati ranjang dengan maksud untuk menyelesaikan hasratku dalam
veggy Fransiska . Aku tidak perduli dengan Fransiska yang masih kelelahan. Aku naik keatas
ranjang dan menanam kontolku dihadapan veggy Fransiska yang masih tertidur. Dari
dalam veggy tersebut mengalir cairan putih yang walau tidak sejumlah tadi
namun masih lumayan jelas terlihat. Aku tidak tahu apakah Fransiska memang sudah tidur atau berpura-pura saja sebab ketika aku melap veggynya dengan baju Rico yang terdapat diatas lantai, dia tidak bereaksi.
Setelah aku yakin veggy Fransiska sudah
lumayan kering, pelan-pelan akupun menusukkan kontolku ke dalamnya. Ternyata
dia tidak tidur sebab meskipun matanya tertutup namun dia menggigit bibirnya.
Akupun mengecup bibir tersebut ketika kontolku sudah terbenam seluruhnya. Dia
membuka matanya seraya berpura-pura merajuk, “Kamu tuh masukin barang tanpa
mohon izin”, katanya. “Habis masih penasaran sih mbak”, ujarku seraya menciuminya dengan gemas. Dia menjawab ciumanku dan anda pun berciuman
lumayan lama hingga akhirnya dia melepaskannya dan berbicara sambil
tersenyum, “Digoyang dong”.
Akupun mulai menaik-turunkan pantatku
dengan irama yang lambat. Fransiska ini memang luar biasa, sebab setelah bersetubuh
berkali-kali pun, dia masih dapat mengimbangi gerakanku. Dia menjepitkan kakinya
dipinggangku seraya menggoyang-goyangkan pantatnya. Awalnya aku mengayuh
dengan pelan dan tenang tetapi seiring dengan meningkatnya rasa nikmat di
kontolku akupun menambah tempo kayuhan pantatku. Nikmat yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata dialami kontolku. Nikmat tersebut menjalar ke
semua tubuhku yang menciptakan aku semakin cepat mengayuh kesenangan diatas
tubuh Fransiska pacar rekan kostku itu. Aku semakin cepat menggenjotnya dan Fransiska juga semakin erotis dalam menggoyang pantatnya. Goyangan yang menciptakan kontolku terasa dipilin dan diperas. Untungnya aku masih dapat menahan deraan
kesenangan yang dimunculkan oleh jepitan veggy Fransiska sampai-sampai tidak
hingga muncrat terlebih dahulu laksana tadi. Kali ini aku bertekad untuk menerbitkan spermaku dalam veggy Fransiska supaya proses kehilangan keperjakaanku menjadi
lengkap.
Demikianlah, pacuan kesenangan yang
dimunculkan oleh maju-mundurnya kontolku dan goyang “dangdut” pantat Fransiska dilangsungkan cukup lama. Kami tidak perduli lagi dengan Rico yang sudah tertidur disamping kami dan orangtua Andreas di kamar sebelah. Fransiska mulai lagi
menerbitkan rintihan-rintihan birahinya. Sampai kesudahannya dia memegangi
kedua bongkah pantatku dan menata gerakan pantatku supaya kontolku menggosok
wilayah tertentu dalam veggynya. Daerah yang agak kasar dan menonjol dalam
veggynya namun memunculkan efek yang lebih nikmat untuk kepala kontolku.
Cerita Dewasa Terbaru - Hal tersebut semakin menyulitkan aku
dalam menahan tekanan di ujung kontolku. Karena merasa bakal segera keluar,
aku mempercepat sodokanku dan ternyata urusan tersebut mempercepat Fransiska untuk
menjangkau puncak kenikmatannya. Sodokan-sodokan cepat yang aku kerjakan membuat rintihan Fransiska semakin keras pertanda semakin dekatnya dia dengan puncak
kenikmatannya. Akhirnya saat tersebut tiba. Dengan satu teriakan
keras,”Aaaah….”, tubuhnya mengejang dan memelukku erat. Dia memegang erat pantatku dan menempelkan dengan ketat tubuhnya ke tubuhku. Kakinya mengapit pinggangku dengan kuat. Aku menikmati veggynya berkedut dengan powerful dan
memenuhi kontolku. Kedutan veggy Fransiska tersebut membuat kontolku serasa
diremas-remas dan benar-benar membuatku tak dapat menahan muntahan di
kontolku. Akhirnya kontolku memuncratkan isinya bersamaan dengan remasan veggy Fransiska terhadap kontolku. Kontolku yang sedang menumpahkan isinya itu
diperbanyak dengan kedutan powerful veggy Fransiska yang menjepitnya menjadi
nikmat ganda yang baru kesatu kali aku alami dalam hidupku. Nikmatnya bukan
alang kepalang. Rasanya aku dilempar ke suatu tempat yang dalam tak bertepi.
Pandangan mataku gelap dan tiap kali kenikmatan tersebut datang rasanya
aku seperti menyaksikan titik cahaya dalam kegelapan itu. Benar-benar sebuah
kesenangan yang luar biasa. Rangkaian kesenangan demi kesenangan yang
melanda diriku yang diselesaikan dengan muncratnya spermaku di dalam veggy Fransiska menyempurnakan hilangnya keperjakaanku malam itu.
Akhirnya aku ambruk dalam pelukan Fransiska. Aku menghirup bibirnya dengan mesra dan sayang. “Makasih mba”, ungkapku
jujur padanya. Dia melulu tersenyum dan balas menciumku. Sebenarnya aku pun harus berterimakasih pada Rico yang telah menata semua ini. Tapi dia sudah tertidur disamping kami dan telah tidak perduli lagi pada kegiatan kita. Aku
menarik keluar kontolku dan menggelosoh turun dari tubuh Fransiska. Spermaku tumpah
terbit dari dalam veggynya dan lumayan tidak sedikit mengalir melewati rekahan pantatnya. Aku berbaring disampingnya dengan tubuh lunglai. Jam telah
mengindikasikan pukul 12.30. Itu dengan kata lain sudah sejam lebih aku
dikamar Rico. Kami sama-sama terdiam dan Fransiska tak lama lantas tertidur. Aku
sendiri masih berbaring dalam keheningan mengingat-ngingat pulang malam yang
spektakuler ini.
Meski ukuran ranjang Rico lumayan besar namun tak urung terasa sempit juga. Apalagi ventilasi di kamar Rico tidak sebaik di kamarku sebab terletak ditengah antara kamarku dan kamar Andreas sampai-sampai jumlah jendela lebih tidak banyak dari kamarku.
Untungnya udara malam Bandung menciptakan kami tidak terlampau kegerahan.
Maklum melulu ada kipas angin yang mendampingi kami. Aku yang tidak dapat tidur akhirnya menyimpulkan untuk balik ke kamarku. Sewaktu bangkit guna mengenakan baju aku terangsang menyaksikan Fransiska yang tertidur dalam
ketelanjangannya. Aku beranggapan untuk menyuruh Fransiska ke kamarku. Siapa tahu
saja aku dapat menyetubuhinya lagi. Aku tidak jadi mengenakan bajuku dan dengan
tetap bertelanjang aku bangunkan Fransiska.
“Mba….mba…mba”, kataku berjuang membangunkannya seraya menjawil-jawil pipinya. Dia kesudahannya terbangun.
“Dikamarku aja yu mba. “, kataku saat dia terjaga. Dia menggeliat sampai-sampai membusungkan dadanya yang
menciptakan nafsuku bangkit kembali. Pelan-pelan penisku membesar kembali.
“Emang mengapa Ri? “, tanya Fransiska malas.
“Disini panas dikomparasikan kamarku.
Lagian mas Andreas tidak jarang ke kamar ini. Dia kan akrab sama mas Rico.
Kalau ntar atau besok, mas Andreas kembali terus ngetuk kamar ini, gimana?”,
ujarku memberiku alasan. Alasan yang tidak dibuat-buat dan memang masuk akal
kok.
“Gitu ya, Ri?” ujar Fransiska separuh khawatir. Dia bangkit. “Ya udah deh ke kamar anda aja. Tapi aku tidak boleh diapa-apain
lagi ya”, pintanya.
“Iya yuk…”, jawabku sekenanya. Dalam
hati aku tidak memastikan akan mengisi permintaannya. Untungnya dia tidak
menyaksikan penisku yang telah tegak sebab aku menutupinya dengan kaos
oblong dan celana pendekku yang kupegang dengan tangan. Sepatu hak tinggi
miliknya yang terletak di sekitar pintu juga diangkatnya.
Dia memungut tasnya dan mengambil bra, kaos oblong, dan celana dalam miliknya yang terbaring dilantai. Dia
hendak mengenakannya.
“Duh…mba, gak usah. Disebelah aja biar
cepet.”, kataku melarang.
“Kamu tuh kaya Rico aja. Satu
perguruan sih ya?”, jawabnya seraya tersenyum. Aku agak bingung pun dengan
kata-katanya.
“Ya udah deh yuk. Gak terdapat orang
kan diluar?”, lanjutnya.
“Gak ada.”, jawabku seraya mengintip
keluar. “Udah kan? Itu aja? Jeansnya mana?”, tanyaku heran melihatnya memegangi
seluruh baju dan tasnya namun tanpa jeansnya. Seingatku tadi dia datang ke
lokasi tinggal ini mengenakan jeans. Lucu sekaligus memicu deh menyaksikan Fransiska dalam suasana seperti itu. Dia menggantung tasnya di bahu namun bertelanjang dan melulu memegangi baju-bajunya.
“Gak sempat dikeluarin dari kamar Andreas. Keburu ortu Andreas datang. Tapi sama Rico telah diumpetin dalam dos
pembungkus tape recordernya punya Andreas yang terdapat dibawah lokasi tidurnya. Duh…harus segera diamankan tuh bila enggak dapat kacau nanti.”,
jawabnya.
“Oh iya…besok begitu Andreas pergi
anda langsung keluarin tuh. Lagian tanpa tersebut gak dapat pulang kan?”,
jawabku. Aku mulai dapat menebak bagaimana tadinya tadi sampai akhirnya Fransiska dapat kami setubuhi malam itu.
Aku juga membuka pintu dan separuh berlari ke kamarku disebelah yang tidak terlampau jauh. Fransiska segera
mengikutiku pun dengan separuh berlari. Sampai di kamarku, dia menyaksikan sekeliling dalam kamarku seraya terlihat berkeinginan mengenakan bajunya.
Namun segera kucegah. Aku unik tubuhnya kearahku dan mendekapnya. “sis…kamu
inginkan ap…”, dia tidak dapat menyelesaikan kata-katanya sebab aku
menghirup bibirnya erat. Awalnya dia diam saja tetapi akhirnya menjawab mesra ciumanku. Aku unik lepas baju-baju, tas dan sepatu yang dipegangnya.
Kami juga berciuman bertelanjang bulat sambil berdekapan erat. Fransiska tentu tahu bahwa aku menginginkannya lagi dari kontolku yang telah tegak dan
menunjuk perutnya.
Aku lantas mematikan lampu kamar
supaya kalaupun terdapat yang mengintip tidak akan dapat melihat pekerjaan kami. Itupun dengan tirai jendela yang masih tertutup sampai-sampai tak akan
barangkali orang luar guna melihat suasana di dalam. Kami melulu mengandalkan lampu luar lewat jendela atas guna penglihatan. Selesai
berciuman, aku berjongkok menjilati veggynya seraya tanganku meremas-remas
payudaranya. Fransiska nampak paling menikmatinya. Dia berpegangan ke dinding kamar
untuk menahan tubuhnya yang sedang kenikmatan. Akhirnya sesudah sama-sama
terangsang kami juga mulai memungut posisi guna bercinta kembali. Fransiska aku
mohon menungging di kursi kamarku dan wajahnya ke arah tirai jendela.
Singkat kata, kami juga bercinta
dalam posisi doggy style. Tangan Fransiska berpegangan pada sandaran kursi ataupun
pegangan tangan kursi. Sementara pantatnya bergerak maju-mundur bertentangan arah dengan gerakan maju-mundur kontolku dalam veggynya. Kadang diputar-putarnya
menciptakan kontolku terasa diremas-remas tetapi nikmatnya benar-benar
menggetarkan. Fransiska pun paling menikmatinya tersiar dari suaranya yang terus
saja merintih-rintih nikmat. Selagi kami bercinta dalam posisi itu, tiba-tiba
kami mendengar gerbang belakang lokasi tinggal di buka. Tidak lama gerbang
itu diblokir kembali dan terdengar tahapan orang menaiki tangga. Tidak salah
lagi Andreas sudah kembali dan demi mendengar pacarnya kembali Fransiska menghentikan gerakannya. Tubuhnya terasa tegang dan dia diam dalam gelap. Aku
yang sedang berada dalam kesenangan tidak memperdulikannya dan terus saja
memompa veggy pacar Andreas tersebut.
“sis…berhenti dulu dong, nanti
terdengar Andreas”, katanya berbisik.
“Enggak barangkali mba…asal anda gak
bersuara, gak bakal kedengaran”, jawabku berbisik pula tanpa menghentikan
gerakan maju-mundurku.
Aku mendengar suara Andreas duduk di
kursi lokasi aku dan Rico membual tadi. Dia tentu mau melepas sepatunya
sebelum masuk ke kamar. Itu kelaziman kami seluruh yang kost disini.
Tiba-tiba timbul benak iseng dan nekatku. Tirai yang memblokir jendelaku aku
tarik kesamping sampai-sampai kami dapat melihat apa yang dilaksanakan Andreas.
“Putra…ngapain kamu?”, Fransiska terpekik
tertahan.
“Biar kelihatan mas Andreas lagi
ngapain mba, jadi kita dapat jaga-jaga bila dia menghampiri ke kamar ini, ”
jawabku sekenanya guna menenangkannya. Untuk sedangkan aku menghentikan
pompaan kontolku.
“Iya namun …” ,Fransiska berjuang untuk
protes tetapi segera aku bungkam dengan mulutku. Kami juga berciuman mesra
kembali.
“Kamu tuh ya, nekat dan nakal,” ujar Fransiska sesudah aku mencungkil ciumanku. Dari cahaya yang berasal dari luar
jendela, aku menyaksikan senyum manis Fransiska diwajahnya yang cantik saat dia
menuliskan itu.
Tiba-tiba aku menghentakkan pulang kontolku ke dalam veggynya.
“Owww…uhhhh…kamu tuh….ah….”, reaksi Fransiska saat aku mengerjakan itu. Dia tidak berani mengerang keras sebab di
depan kamar pacarnya masih sedang duduk dikursi.
“Jangan dulu dong tra, nanti …”, kata Fransiska sambil berjuang memegang pinggangku.
Tapi aku tidak perduli. Aku juga terus saja memompanya. Fransiska telah tidak berdaya dalam situasi laksana itu.
Malah kesudahannya dia menjawab goyanganku dan menikmatinya kembali walau pacarnya masih ada di sekitar situ. Kami bercinta seraya mengamati pekerjaan Andreas yang sedang membuka sepatu dan jaketnya. Dalam jarak tidak cukup dari 3
meter, Andreas tidak menyadari bahwa Fransiska pacarnya sedang asyik memadu
kesenangan ragawi sambil merasakan kontol pria lain yang masih
adalah sahabatnya.
Entah apa yang terdapat dalam benak Andreas sebab setelah berlalu membuka sepatunya juga dia masih duduk-duduk di
kursi itu. Dia laksana sedang memandang ke arah kami. Tapi sebetulnya tidak
demikian sebab kursi yang didudukinya memang menuju kamarku.
“Dia kaya ngeliatin anda ya mba…”,
kataku di sela-sela persetubuhan kami.
“I…yaa…”, jawab Fransiska cuek diantara
desahannya.
“Kalau dia ternyata emang ngeliatin
gimana?”, godaku.
“Udah…ah… rewel… ngentot ya ngentot
aja..”, jawab Fransiska berpura-pura kesal.
Sementara kami berdua telah semakin
mendekati puncak kesenangan kami. Gerakan maju-mundur pantatku semakin cepat
sedangkan putaran pantat Fransiska pun semakin intensif.
“Mba…aku… udah… ham….pirr…”
“Bareng tra…bareng… aku…juga…hampir…”
Kami berpacu lebih hebat lagi
menciptakan kursi kamar agak berderik. Kami tidak perduli dengan bunyi
tersebut dan dengan Andreas yang masih duduk di depan kamarku. Dan akhirnya
sesudah tidak dapat menahan kesenangan yang terus mengumpul di ujung
kontolku, dengan satu hentakan keras, aku menumpahkan berliter-liter lahar
panas di dalam liang kesenangan Fransiska. Aku mengurangi erat pantatku dan
menanamkan kontolku sedalam mungkin di tubuh Fransiska. Pada ketika bersamaan, Fransiska unik wajahku dan menciumku erat sekali.
“Mmmmmmmmm……..”, dia memekik tertahan
sebab mulutnya tersumpal mulutku. Dia pun sudah paling dekat dengan
orgasmenya. Badannya bergetar menandakan gelombang orgasmenya mulai datang. Dia
mencungkil ciumannya seraya berteriak pelan “Aaaahh” dan menghentakkan
pantatnya ke belakang menciptakan veggynya menelan lebih jauh kontolku. Dia
orgasme lagi. Kami menjangkau puncak secara nyaris bersamaan. Badai
kesenangan yang spektakuler kembali kami arungi.
Kalau tidak sebab ada pacarnya di
luar kamarku pasti Fransiska telah kembali memekik bebas sebab orgasmenya
tersebut. Namun dia melulu menahan suaranya dan lantas menggigit bantalan
sandaran kursiku yang empuk. Badan kami berdua bergetar oleh nikmatnya puncak
persetubuhan kami. Kontolku yang terus menerus berkedut seraya memuntahkan
isinya sedang diapit oleh veggy Fransiska yang menghisap powerful kontolku. Bagi yang kesekian kalinya aku merasakan kesenangan seks yang spektakuler malam
itu. Jiwaku serasa diangkut terbang melayang sebab kenikmatan yang kualami
itu.
Dan saat akhirnya kesenangan itu
selesai aku seolah dihempas pulang ke bumi dalam suasana letih tetapi sangat damai. Aku tidak menyadari kapan Andreas masuk kamarnya namun dia telah tidak terdapat di depan kamarku. Sementara tersebut Fransiska telah tertunduk
lemas di sandaran kursiku dan tidak bersuara apapun lagi. Dia pun pasti telah
paling lelah sesudah berkali-kali orgasme malam ini dengan 2 orang pria.
Aku menarik keluar kontolku dan
cairan spermaku tumpah terbit dari dalam veggynya. Cukup tidak sedikit hingga
mengalir di pahanya. Aku ambruk diatas karpet sedangkan Fransiska masih dalam
posisi menunggingnya dengan kepala yang bersandar diatas sandaran kursiku. Tak
lama diapun bangkit dan pindah ke ranjangku. Dia berbaring di ranjangku tanpa
berbicara apa-apa lagi. Aku yang masih tergeletak lemas diatas karpet juga
melulu terdiam. Mungkin sebab saking letihnya tidak begitu lama aku mendengar
dengkuran lembut cewek itu. Aku juga menyusul pindah ke atas ranjangku
bergabung dengannya. Sebelum istirahat aku menghirup lembut bibirnya dan
berbisik pelan “Makasih ya mba. Malam ini spektakuler banget”. Sepertinya dia
masih mendengarku sebab dia berbicara “mmm” sebagai respon kata-kataku.
Akupun berbaring disampingnya dan tak menantikan lama akupun ikut tertidur.
Paginya aku terbangun selama pukul 8.
Begitu aku membuka mata, aku menyaksikan wajah cantiknya yang paling alami
yang masih tertidur disampingku. Dengan rambut awut-awutannya justeru semakin
menambah keelokan alaminya. Posisiku sendiri sedang memeluknya. Aku menikmati kontolku yang telah terbangun pulang menempel ditubuhnya entah di unsur mana
dari tubuh Fransiska tapi barangkali dipahanya. Aku benar-benar beruntung dapat mendapatkan cewek secantik dan seseksi ini. Apalagi dengan permainan seksnya
yang spektakuler benar-benar cewek yang ideal sebagai pelepas keperjakaanku.
Hehehehehe…
Aku tidak ingat kapan memblokir tubuh
kami namun yang jelas tubuh kami berdua tertutup selimut. Mungkin mba Fransiska yang melakukannya karena seringkali suhu akan paling dingin menjelang subuh.
Aku membuka selimutku dan bangkit mengarah ke kamar mandi. Sempat terbuka tubuh indahnya yang menciptakan aku bernafsu guna mengentotnya lagi,
lagipula kontolku memang sedang mengacung tegak. Tapi menyaksikan keadaannya
yang tertidur pulas dan damai, aku jadi tidak tega. Aku juga meneruskan
melangkah ke kamar mandi kemudian bersih-bersih disitu.
Cukup lama aku di kamar mandi dan
setelah berlalu akupun balik ke lokasi tidur lagi guna bermalas-malasan.
Siapa tau dapat mengentot Fransiska lagi, pikirku. Ternyata dia sudah bangun
namun masih berbaring dibawah selimutnya. Dia laksana sedang takjub memikirkan sesuatu namun dia tersenyum menyaksikan kontolku yang telah berdiri lagi.
“Pagi mba…”, kataku sambil menghirup bibir mungilnya.
“Mba sekali lagi makasih ya bikin malamnya yang luar biasa”, kataku kembali.
“Iya…..”, jawabnya tersenyum, “tapi
ini mengapa nih?”, tanyanya lantas sambil menunjuk kontolku.
“Ooh…ini? Biasa deh kalo pagi dia suka
duluan bangun. Apalagi kan dia tau dia belum bisa jatah pagi”, jawabku seraya menggoda Fransiska.
“Huuuu….. maunya!”, jawab Fransiska seraya memonyongkan bibirnya.
Melihat tersebut aku segera menyergap
bibirnya dan bergerak menindihnya. Aku bermaksud guna menyetubuhinya lagi
namun segera disangga oleh Fransiska.
“Tra..tra…ntar dulu tra, ambilin jeansku
dulu dong di lokasi Andreas.”, katanya. “Aku musti segera kembali takutnya dia
ke lokasi kostku nanti.”, lanjutnya kemudian. Akupun membatalkan niatku dan
ikut memikirkan ucapan-ucapan Fransiska.
“Dia masih dikamarnya nggak ya?”,
kataku separuh bertanya.
“Nah tersebut dia aku gak tau. Aku
enggak denger suara apa-apa diluar pun disebelah di kamarnya Rico.”, jawab Fransiska kebingungan.
“Oke gini deh aku terbit dulu liat
situasi. Kalau ada peluang aku masuk ke kamar Andreas terus ambil jeans mba.
Mba punya kuncinya kan?”
“Ada ditasku. Untung semalam sempat
aku bawa keluar, bila enggak wah kacau..”.
Akupun bangkit dan menggali tasnya.
Setelah aku temukan, aku menggali kunci tersebut dan segera aku mengejar kunci kamar Andreas didalamnya.
“Oke mba aku terbit deh liat kondisi tapi….”, aku sengaja menghentikan kata-kataku.
“Tapi apa?”, kata Fransiska penasaran. Aku
tidak membalas tapi melulu tersenyum menggodanya. Sepertinya dia sudah
menciduk maksudku tampak dari tatapan matanya yang beralih ke kontolku yang
sedang mengacung tegak.
“Duuuhh… nanti aja dong”, katanya
membujukku.
“Mba…gak enak kan mba kalau
disaksikan orang terdapat bagian yang menggelembung.”, kataku memberi dalil sekenanya. “Ini dulu dong dikecilin..”, kataku lantas sambil menunjuk
kontolku.
“Ih… anda tuh!! Dasar perjaka!!
Sini…”, ujar Fransiska berpura-pura marah. Aku juga mendekatinya. Dia juga bangkit
duduk sampai-sampai selimutnya terlepas dan menunjukkan keindahan tubuhnya.
“Di oral aja ya. Aku masih cape dan
veggyku agak perih nih dijeblosin dua kontol semaleman…”, katanya lagi seraya memegang kontolku saat aku telah berada di hadapannya.
“Ya udah gapapa.”, jawabku walau sebenarnya aku lebih suka andai kontolku di masukkan ke dalam veggynya. “Tapi
nanti bila udah ketemu jeans mba, aku inginkan ini ya?”, lanjutku seraya memegang veggynya.
“Iya gampang…”, katanya seraya mulai
menghisap kontolku.
Diapun mulai mengoralku. Namun sebab tidak senikmat veggy maka aku susah untuk ejakulasi. Fransiska yang telah tidak
sabaran kesudahannya memintaku memasukkan saja kontolku ke veggynya.
Sebelumnya aku diminta mengairi veggynya terlebih dahulu supaya kontolku
gampang masuknya. Akhirnya pagi tersebut akupun ejakulasi pulang di dalam
veggynya.
Singkat kata aku sukses “menyelamatkan” jeans Fransiska dr kamar Andreas dengan pertolongan Rico yang
mengajaknya keluar. Fransiska pun dapat pulang ke kost-annya dan Andreas sama sekali
tidak memahami pengalaman hebat pacarnya itu. Sebelum kembali Fransiska masih
sempat menghadiahi aku dengan suatu persetubuhan yang estetis di kamar mandi
dalam kamarku. Orangtua Andreas sendiri kembali keesokan malamnya sesudah tanpa sengaja “membantu” kami menemukan Fransiska.
Sampai lulus kuliah dan menjelang
menikah juga Fransiska masih tidak jarang “bermain” dengan aku dan Rico. Kadang
bertiga namun lebih tidak jarang berduaan saja. Capek kata Fransiska bila harus
meladeni kami berdua sekaligus. Sewaktu belum lulus nyaris semuanya
dilaksanakan di kost-an kami. Biasanya pada ketika dia main ke lokasi Andreas, anda memanfaatkan waktu itu untuk mencuri-curi peluang ngentot
lagipula kalau Andreas sedang tidak terdapat di kamarnya. Wah telah kaya
piala bergilir deh dia. “Beli satu bisa tiga”, bila kata Fransiska.
Di akhir semester tersebut sewaktu
cuti panjang, Andreas mendapatkan peluang kerja praktek di Balongan sedang Rico ikut acara kampus di luar negeri. Fransiska bolak-balik ke kost-an Andreas untuk menggarap TA-nya dan TA Andreas. Aku yang mustinya kembali liburan
mengurungkan rencana itu dan menyimpulkan “menemani” Fransiska sekitar Andreas dan Rico tidak ada. Jadilah aku dan Fransiska merasakan “bulan madu” sekitar dua
minggu di kost-an. Kita entot-entotan tanpa henti sekitar 2 minggu itu kecuali Sabtu senja dan Minggu saat Andreas datang. Benar-benar pengalaman
estetis dan erotis yang tak terlupakan.
Beberapa kali Fransiska hamil, entah oleh Andreas, Rico, maupun aku, tetapi Andreas selalu dapat menyelesaikan masalah
tersebut dan dia tidak tahu bila bibit tersebut tidak tidak jarang kali dari dia. Berdasarkan keterangan dari pengakuan Fransiska padaku, pria yang pernah
bersangkutan badan dengannya ialah pacarnya masa-masa tahun kedua yakni kakak kelasnya ( pria yang menemukan keperawanannya ), kami bertiga, adik ibu
kostnya, atasannya, pacar bulenya ( yang lantas menikahinya ) dan pernah
dengan di antara dosen di kampusnya. Dosen tersebut tidak inginkan meluluskannya sebab nilai ujiannya yang buruk tetapi akhirnya meluluskannya
setelah menikmati nikmatnya veggy Fransiska.
Fransiska sendiri kesudahannya tidak jadi
menikah dengan Andreas dan menikah dengan seorang bule Australia. Kini dia
bermukim disana dan terakhir informasinya mereka kesudahannya punya anak 1
sesudah lama menikah. Andreas sendiri menikah dengan seorang cewek Jakarta yang
diluncurkan oleh tantenya. Sedang Rico menikah dengan adik ruang belajar Fransiska. Bagaimana dengan aku? Hmmm… Penting gak sih guna diberitahu? :)